Nantinya, TNI-AL akan berencana untuk melakukan Transfer Of Technology (TOT) kedua kapal itu. “Harapannya seperti itu. Ada kerjasama antara galangan asing dan PT PAL. Sehingga, kita juga bisa membuat kapal sendiri dengan kualitas terbaik,” ungkapnya.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengaku senang Indonesia kedatangan alutsista baru yang lebih modern. Itu hasil kerjasama Kementerian Pertahanan Indonesia dengan Pemerintah Jerman.
“Kerjasama yang baik selalu didasarkan pada adanya rasa saling percaya. Itu sangat berdampak positif bagi penguatan pertahanan negara kita. Kerjasama ini akan terus kita tingkatkan demi kebaikan dan kemajuan kedua negara,” terangnya.
Menurutnya, kekuatan militer merupakan kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi suatu negara dalam menjaga kedaulatannya. Salah satu pilar kedaulatan adalah suatu kekuatan angkatan laut.
Hari itu, Prabowo juga mengikuti sailing pass Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 M dan Kapal Mine Counter Meassure Vessel (MCMV) 60 M. Ada sembilan kapal yang terlibat. Di antaranya: KRI Pulau Fani-731, KRI Pulau Fanildo-732, KRI Kapak-625, KRI Panah-626, KRI Kerambit-627, KRI Sampari-628, KRI Tombak-629, KRI Halasan-630, KRI Golok-688. (*)