SURABAYA, HARIAN DISWAY – Ratusan boneka tradisional dari berbagai daerah di Jepang dipajang di ruang 109 kampus Despro ITS, pada 23 Agustus 2023.
Bermacam bentuk dan ekspresinya. Kostumnya pun menunjukkan era serta jabatan tokoh yang diwakili oleh boneka-boneka tersebut.
Japan Foundation bekerja sama dengan Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Despro ITS) menggelar pameran Ningyo. Yakni boneka tradisional khas Jepang.
BACA JUGA: Film Barbie Bikin Boneka dan Museum Makin Laris di Jerman
Di Negeri Matahari Terbit (sebutan Jepang), tradisi membuat boneka telah lestari selama berabad-abad. Bahannya sederhana. Seperti kayu, kertas, gypsum, dan tanah liat. Bentuknya pun tak begitu rumit, namun artistik.
’’Dalam bahasa Jepang, ningyo artinya boneka. Berbagai boneka yang dipajang, merepresentasikan budaya kami. Termasuk kisah mitologinya,’’ jelas Naomi Kawase, asisten direktur Japan Foundation.
Boneka Momotaro, yang dipajang dalam pameran -Majalyn Nadiranisa Rakaputri-
Naomi menunjuk boneka anak kecil yang mengenakan ikat kepala putih. Rambut bagian depannya dikuncir ke samping kanan dan kiri.
BACA JUGA: Begini Beda Samurai dan Katana, Juga Senapan Khas Tentara Jepang Masa Lalu
Bocah itu membawa kipas di tangan kanan, dan kantung kain di tangan kiri. Jubah besar dengan pedang tersemat di pinggangnya. Boneka itu mencitrakan figur Momotaro, legenda Jepang.
Momotaro adalah taro (artinya anak laki-laki) yang memiliki kekuatan dahsyat. Ia lahir dari momo atau buah persik. Maka diberi nama Momotaro. Alias anak laki-laki yang lahir dari buah persik.
Selain berkisah tentang mitologi, ada pula boneka-boneka yang ada dalam tradisi bangsawan Jepang. Seperti boneka Emperor Jimmu, Shoki dan Tenjin.
BACA JUGA: Baju-Baju Canggih ala Jepang untuk Melawan Panas, Terlalu Gerah sampai Ingin Bugil
Ketiga boneka tersebut dibuat oleh Mochizuki Reikou, seniman Jepang. Dalam sejarah, Jimmu merupakan kaisar pertama yang memimpin Jepang.
Boneka Emperor Jimmu (paling kiri) serta dua boneka bangsawan Jepang lainnya dalam pameran -Majalyn Nadiranisa Rakaputri-
Setiap anak-keturunan dari Kaisar Jimmu, akan diberikan boneka yang menggambarkan figur kaisar tersebut.
’’Harapannya, agar anak itu mewarisi karakter dan kebijaksanaan dari Kaisar Jimmu, leluhurnya. Tradisi itu berlangsung sampai kini,’’ ungkap Awwaludin Ikhsan Nurdiansyah, mahasiswa Despro ITS sekaligus pemandu acara tersebut.
BACA JUGA: JKT48 Bikin Heboh Tokyo Idol Festival 2023 di Jepang
Figur Emperor Jimmu digambarkan sebagai laki-laki yang berbadan besar dan berjubah tebal. Di dadanya terdapat aksesori kekaisaran. Di punggungnya tersemat tabung berisi anak panah.
Tangan kanan boneka Kaisar Jimmu memegang anak panah pula. Sedangkan tangan kirinya memegang tongkat yang di bagian pangkalnya terdapat burung emas.
Boneka itu menggambarkan legenda sebelum Jimmu menjadi kaisar. Ia melalui berbagai pertempuran dengan musuh-musuhnya.
BACA JUGA: Gara-Gara Sakura, Jepang Catat Rekor Kunjungan Turis
Dalam sebuah pertempuran, seekor elang emas yang bersinar datang dan mendarat di ujung tombaknya.
Elang itu dapat membutakan musuh-musuhnya. Hingga Kaisar beroleh kemenangan gemilang.
’’Boneka itu mewakili sejarah Jepang. Dan khusus untuk boneka kaum bangsawan, di bawahnya pasti ada meja kecil,’’ jelas Ikhsan, lantas menunjuk meja kecil yang menjadi tatakan kaki boneka.
BACA JUGA: Es Krim Termahal Asal Jepang ini Masuk Guinness World Records, Apa saja Bahannya?
Benar, ada meja. Berbeda dengan boneka masyarakat pada umumnya. Seperti boneka figur perempuan Isho Ningyo: Fuji Musume dan Isho Ningyo: Maiko. Boneka-boneka yang dibuat masyarakat biasa tak perlu tatakan.
Pameran tersebut diadakan, selain untuk memperkuat persahabatan antara Indonesia dan Jepang, juga berguna untuk menambah pengetahuan. Khususnya bagi mahasiswa prodi Despro ITS.
Mereka dapat memilih boneka untuk pajangan interior, atau sebagai inspirasi mata kuliah Toys. Pameran ningyo berlangsung hingga 12 September 2023 mendatang. (*)