SURABAYA, HARIAN DISWAY- Kota besar selalu menjadi primadona untuk mencari pekerjaan. Dengan harapan di sana bisa mendapat pekerjaan dengan gaji yang besar. Tak jarang, banyak juga yang gagal meraih mimpi itu. Namun, mereka tidak bisa kembali ke daerah asal. Alhasil pertumbuhan orang telantar di beberapa kota besar terus bertumbuh.
Salah satunya, seorang perempuan kelahiran Palangkaraya, Kalimantan Tengah ini. Empat bulan lalu, perempuan yang enggan disebut namanya ini datang ke Jakarta. Di sana dia ingin mencari pekerjaan. Sayang, keinginan itu tidak terwujud.
Dari tempat asalnya, dia hanya membawa uang Rp 1 juta. Tingginya biaya hidup di Jakarta membuat dirinyi tidak bisa berlama-lama tinggal di sana. “Hanya dua minggu saya di Jakarta,” katanyi kepada Harian Disway, Jumat, 25 Juni 2023.
Dia putuskan untuk ke Yogyakarta. Dia mempertimbangkan biaya hidup yang murah di sana. Kerjaan yang diharapkan tak kunjung dapat. Uang di tangan pun habis. Memaksa perempuan ini untuk hidup gelandangan.
BACA JUGA:Program Wirausaha Merdeka 2023, Untag Surabaya Ajak Peserta Belajar Public Speaking
BACA JUGA:Jabar Terdampak Kekeringan dan Karhutla Terparah di Jawa
“Saya ngamen bersama teman saya. Dalam sehari paling saya dapat Rp 70 ribu sampai Rp 120 ribu. Itu juga saya harus jalan kaki berkilo-kilo untuk ngamen. Gak kuat. Akhirnya saya datangi Dinas Sosial (Dinsos) di Yogyakarta,” bebernya.
Untuk bisa memulangkannya, perempuan ini pun dikirim ke Dinsos Jatim. Setelah itu baru dikirim ke Dinsos Kalimantan Selatan. Setelah itu, baru ke daerah asalnya di Palangkaraya. “Mekanisme pemulangannya memang begitu. Kita kirim ke daerah terdekat dulu,” kata Kepala Bidang Penanganan Bencana Dinsos Jatim Sukardi.
Menurutnya, banyak faktor yang menjadikan orang telantar. Kejadian paling banyak terjadi karena menjadi korban perampokan. “Mereka tidak punya biaya untuk kembali, akhirnya hidup gelandangan,” bebernya.
Pun ia mengakui jika hampir setiap hari selalu ada orang telantar yang dibawa ke Dinsos Jatim. Tim di dinas itu langsung mengidentifikasi dan melakukan pendataan. Setelah itu, mereka diberikan uang untuk bisa pulang ke tempat asalnya sesuai alamat di KTP.
BACA JUGA:Tanggapan Jokowi Soal Usulan Megawati Bubarkan KPK
“Kalau dari luar pulau Jawa, mereka dipulangkan pakai kapal. Mereka juga diberikan uang saku. Kalau cuma di daerah pulau Jawa, mereka hanya naik bus. Kami berikan uang saku untuk mereka makan dan naik transportasi umum,” ungkapnya.
Namun, ia mengakui jika kadang ada orang yang menjadikan bantuan dari Dinsos ini sebagai modus untuk mendapatkan uang. Karena itu, mereka sangat ketat untuk melakukan seleksi terhadap orang telantar yang mereka dapat.
“Kalau sudah dua kali, pasti kami tidak akan beri bantuan lagi. Artinya, mereka memilih untuk hidup di jalan. Tapi, kami akan bawa mereka ke UPT Liponsos. Di sana, mereka kita bina. Kembangkan potensi yang mereka miliki,” ucapnya.