Kos Mahal, Anak Muda Tokyo Pilih Tinggal di Apartemen Mikro Mungil, Hanya Selebar Tikar Dijejer Tiga!

Selasa 05-09-2023,22:12 WIB
Reporter : Retna Christa
Editor : Retna Christa

Ia makan jatah staf, lalu pergi ke sauna. Sampai di rumah sudah tengah malam. Kadang masih dilanjutkan mengerjakan tugas kuliah atau nongkrong bersama teman-teman.

BACA JUGA: Mengintip Rumah Juara F1 Jenson Button di Palm Springs, California, Tak Ada Pernik-Pernik Balap!

Apartemen mikronya, milik firma properti bernama Spilytus, benar-benar hanya dibuat tidur. Nah, kalau harus mengerjakan tugas di rumah, ia bakal mengalihfungsikan rak televisi menjadi meja kerja. Rak serbaguna itu juga bisa berubah jadi meja makan, bahkan meja dapur. Untuk membersihkan karpet rumah, ia hanya perlu lint roller kecil. Praktis.   

Kinoshita memang harus mengucap selamat tinggal pada koleksi Nike Dunks kesayangannya. Karena enggak cukup. Namun, ia merasa paling happy saat ini. ’’Aku enggak ingin berada di tempat lain,’’ katanya.

Buat banyak penghuni, apartemen mikro adalah jalan menuju kebebasan. Dua tahun lalu, Kana Komatsubara sudah mulai mencari rumah sewa agar bisa meninggalkan rumah orang tuanya di pinggiran Tokyo.

BACA JUGA: Cara Simpel dan Asyik Memasang Wallpaper Sendiri


KOS MAHAL, anak muda Tokyo pilih tinggal di apartemen mikro mungil, hanya selebar tikar dijejer tiga! Kana Komatsubara bersantai di apartemennya yang supersempit.-Kana Komatsubara untuk The New York Times-The New York Times

Dia kepingin bangunan yang bagus, bersih, simpel, dan dekat dengan tempat kerjanya. Sebuah salon kuku di kawasan hip Tokyo.

’’Memang sih, lebih besar lebih bagus. Tapi, ini adalah opsi terbaikku,’’ kata perempuan 26 tahun tersebut.

Seperti apartemen mikro lainnya, tempat tinggal dia supermungil. Kurang dari 3x3 meter persegi. Modelnya loft. Bagian atas untuk tempat tidur. Lantai bawah untuk TV, meja kerja, dan dapur mini.

BACA JUGA: Mari Bermain di Rumah Cara Delevingne

Beberapa penghuni apartemen bahkan bisa memasukkan mesin cuci. Tergantung space yang tersisa. Untuk Fujiwara dan Komatsubara, mereka sudah menyerah. Keduanya lebih memilih menggunakan space sebagai tempat lemari. Sedangkan untuk mencuci baju, mereka pergi ke binatu dua kali seminggu.

Keuntungan rumah mungil, kata Fujiwara, adalah jauh lebih hemat. ’’Aku harus berpikir berulang kali kalau mau beli sesuatu. Soalnya tempatnya enggak cukup,’’ kata dia.

Meskipun, tak jarang juga dia harus berkompromi dengan kenyamanan. ’’Kadang mau mengeringkan piring saja tidak ada tempat,’’ ucap dia, lantas tertawa.

Anda tertarik tinggal di apartemen mikro? (*)

Kategori :