SURABAYA, HARIAN DISWAY- Penjurian online hari kedua selesai digelar di kantor Harian Disway, Jl Wali Kota Mustajab 76 Surabaya. Selain dua tim juri, hadir pula anggota supervise juri dari Polda Jatim. Kasubdit Binpolmas Ditbinmas Polda Jatim AKBP Saswito SE, MH memantau langsung penjurian yang dilakukan dua tim.
Tim 1 juri online menggelar wawancara di ruang rapat, sedang tim 2 mengambil tempat di ruang redaksi. Saswito bergantian memantau penjurian dua tim ini. “Saya melihat penjurian lancar. Peserta juga sudah menyiapkan paparan mereka. Tim juri menyimak paparan dan juga mengajukan pertanyaan mendalam,” terang Saswito, Kamis, 7 September 2023.
Dikatakan Saswito, beberapa paparan memang tidak sempat dipaparkan peserta. “Memang juri juga sudah bisa melihat paparan yang mereka kirim. Tim juri tinggal mendalami beberapa hal yang dianggap penting dan menarik,” papar perwira menengah dengan dua melati di tanda kepangkatannnya itu.
Saswito memang sengaja tidak turut mengajukan pertanyaan. Diakuinya, dia hanya memantau saja. “Untuk pendalaman, saya kira tim juri online sudah cukup karena selama ini memang hal yang menarik yang digali para juri,” tandasnya.
Kasubdit Binpolmas Ditbinmas Polda Jatim AKBP Saswito SE, MH, tim supervise juri yang memantau langsung penjurian kepada para peserta di kantor Harian Disway, Jalan Wali Kota Mustajab 76, Surabaya.-Tira Mada-
Sementara itu, di hari kedua penjurian, tim mulai menemukan titik terang. Memang, tim I menyeleksi peserta dari Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Malang. Sedang tim II kemarin menyeleksi peserta dari Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kota Batu, Kota Blitar, Kota Kediri, dan Kota Madiun.
Akademisi dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Maulana Arief S.Sos., M.I.Kom juga mengakui peserta sudah terlihat punya program unggulan. “Ada beberapa desa yang sangat bagus pelayananannya. Termasuk ada aplikasi modern untuk memudahkan pelayanan. Malah beberapa desa yang tadi kami seleksi, ada desa yang meraih penghargaan tingkat nasional,” terang Maulana yang juga biasa dipanggil Doni ini.
Tetapi diakui Doni juga, ada desa dengan persoalan infrastruktur. “Tapi itu bukan persoalan bagi saya. Saya melihat kolaborasi tiga pilar yang terjalin. Sinergitas antar ketiganya yang menjadi point penilaian kami,” terangnya lagi.
Sementara itu, untuk hari ketiga atau hari terakhir penjurian online, tinggal 11 tim dari kabupaten/kota yang menjalani penjurian online. Tim I akan menyeleksi lima kabupaten/kota: Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Pamekasan.
Sedang Tim II akan menyeleksi enam kabupaten/kota: masing-masing Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, Kota Surabaya, dan kelurahan di wilayah Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
Setelah penjurian, dua tim juri akan menggelar sidang pleno. Dua tim akan saling adu jagoan untuk menentukan 10 tim tiga pilar terbaik dari yang terbaik. “Setelah itu akan dilakukan persiapan untuk penjurian lapangan. Sesuai rencana, penjurian on the spot akan dilakukan 12-14 September 2023. Ada dua tim juri lapangan yang akan mendatangi desa/kelurahan terpilih,” terang Tomy Gutomo, anggota supervisi juri yang juga Direktur Utama Harian Disway.
Tapi tidak menutup kemungkinan, penjurian di lapangan akan dimajukan. (*)