SURABAYA, HARIAN DISWAY – Investor swasta akan memulai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Bahkan sederet mega proyek segera dilakukan peletakan batu pertama pada pekan ini. Terdekat, konsorsium Agung Sedayu Group (ASG) melakukan groundbreaking mal, hotel, dan perkantoran pada 21 September 2023.
Di balik konsorsium ASG ada nama-nama investor kakap. Yakni Sugianto Kusuma dari AGS, Anthony Salim dari Salim Group, Franky Wijaya dari Sinarmas Group, dan Pui Sudarto dari Pulau Intan.
Selanjutnya Budi Hartono dari Grup Djarum, William Katuari dari Wings Group, Boy Tohir dari Adaro Group, Prajogo Pangestu dari Barito Pacific, Eka Tjandranegara dari Mulia Group, dan Soeryadjaya dari Grup Astra.
Kedua, groundbreaking pembangunan tempat pelatihan sepak bola berstandar FIFA oleh PSSI. Seremoni itu akan berlangsung pada 22 September 2023. Bersamaan dengan groundbreaking pembangunan rumah sakit bertaraf internasional oleh RS Internasional Hermina. Di waktu yang sama, PT Pertamina (Persero) juga menandatangani MoU pembangunan Pertamina Research Center for Sustainable Green Energy.
BACA JUGA : Diskusi Pembangunan Pusat Kebudayaan: IKN Harus Tonjolkan Keberagaman Bangsa
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono berharap pembangunan bisa dimulai awal November. Saat ini, Otorita IKN juga telah memproses 284 letter of intent (LoI) dari para investor. Tentu berasal dari dalam negeri dan 21 negara lain.
Pembiayaan pembangunan IKN sudah ditetapkan harus menggunakan dana mayoritas dari swasta. Porsi dana itu ditetapkan 20 persen dari APBN dan 80 persen dari swasta.
Maka peran Kedeputian Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN menjadi sangat sentral. “Harus bisa mencari banyak investasi swasta dan menciptakan model pembiayaan kreatif untuk membangun ibu kota ini,” ujar Bambang.
Presiden Joko Widodo berbicara pada ajang Ibu Kota Nusantara: Sejarah Baru, Peradaban Baru, di Jakarta, Oktober 2022.-Sekretariat Presiden RI-
Tetapi, Bambang pun mengusulkan tambahan anggaran IKN sebesar Rp 3,1 triliun pada 2024. Untuk menambal berbagai kebutuhan yang mendesak. Sebelumnya, DPR sudah menyepakati anggaran IKN sebesar Rp 434 miliar pada 2024.
"Untuk semua hal itu, kami masih membutuhkan beberapa hal yang tidak termasuk dalam anggaran Rp 400 miliar tadi," kata Bambang saat rapat dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin, 18 September 2023. Tambahan dana itu untuk menunjang aksesibilitas yang belum dibangun. Sekaligus sejumlah pengadaan lainnya.
Rinciannya, Sekretariat Otorita IKN membutuhkan tambahan dana sebanyak Rp 182,8 miliar. Kedeputian Bidang Sarana Prasarana meminta dana tambahan paling besar yakni Rp 2,1 triliun.
Sementara Kedeputian Bidang Transformasi Hijau dan Digital membutuhkan tambahan biaya sebanyak Rp 466 miliar, dan Kedeputian Bidang Lingkungan Hidup dan SDA membutuhkan tambahan biaya sebanyak Rp 387 miliar.
Menurutnya, IKN perlu dana untuk membangun rumah susun untuk para pegawainya. Dana yang dibutuhkan untuk membangun lima menara rusun pun cukup banyak. Diperkirakan mencapai Rp 893 miliar.
BACA JUGA : Cerita di Balik Makna Pohon Hayat yang Jadi Logo Ibu Kota Nusantara
Selain itu, ada kebutuhan untuk konsultan operation readiness pembangunan infrastruktur Rp 27,2 miliar; biaya operasional pemeliharaan gedung di kawasan IKN Rp 409,7 miliar; penyediaan dan pengelolaan angkutan umum Rp 500 miliar; sarana pemadam kebakaran Rp 265,5 miliar; dan kebijakan bidang sarana dan prasarana koordinasi, pemantauan dan evaluasi serta pelaporan sebanyak Rp 16,2 miliar.