Desa Batuporo Barat, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang: Layani Warga dari Pelosok Gunung Hingga ke Dalam Gua

Rabu 20-09-2023,09:00 WIB
Reporter : Taufiqur Rahman
Editor : Retna Christa

Menjadi perangkat di Desa Batuporo Barat memang butuh keikhlasan, kesabaran, dan tenaga ekstra. Dengan kondisi geografis yang sulit, menjalankan program-program kesejahteraan menjadi dobel berat. Namun, ketiga pilar di desa itu mampu mengatasi tantangan tersebut.

JIKA dilihat dari peta, wilayah Desa Batuporo Barat terlihat seperti roti panjang. Membentang dari barat daya ke tenggara.

Ujung selatannya ada di dekat pusat Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang. Sementara ujung utaranya berbatasan dengan Kecamatan Banyuates. Jarak antara dua titik itu terpisah lebih dari 10 kilometer. Panjang. Sementara itu, bentang terlebarnya hanya 1,6 kilometer saja. Dan yang tersempit hanya seratus meter lebih sedikit. 

Dengan kondisi geografis semacam itu, praktis hanya ada satu jalan poros dari Dusun Batuporo paling selatan hingga Dusun Seloros yang paling terpencil di tengah kegersangan Pulau Madura bagian utara.


Warga Desa Batuporo Barat, Kedundung, Sampang, ada yang tinggal di gua. Di sana mereka menganyam tikar berbahan pandan. -Boy Slamet-

Parahnya lagi, kondisi jalan kabupaten yang mengubungkan dusun-dusun di Desa Batuporo Barat memprihatinkan. Sebagian kecil berupa aspal yang sudah berlubang sana sini. Beberapa ratus meter beton.

Dan sisanya, sepanjang ribuan meter, hanya berupa medan terjal berbatu yang menerbangkan debu pekat saat musim kemarau, dan berubah menjadi sungai kecil pada musim hujan. 

Maka, mobilitas di Batuporo Barat adalah perjuangan. Perlu skill dan ketangguhan mengendarai motor. Juga stamina untuk tahan terjungkal-jungkal selama sejam perjalanan. Pj. Kepala Desa Batuporo Barat, Hasan, menyebut bahwa desanya dihubungkan oleh jalan tol.

’’Maksudnya jalannya tol-ngantol (terjungkal-jungkal, Red),’’ katanya, lantas tertawa.

Dalam kesehariannya, Bhabinkamtibmas dan Babinsa Desa Batuporo Barat menjalankan tugas di Desa Batuporo Barat dengan naik motor trail. Satu-satunya motor yang paling tangkas dalam menembus batu-batu terjal Batuporo.

Hasan bilang, karena kondisi jalan memprihatinkan, sulit mengharapkan warga untuk datang ke balai desa untuk keperluan apa pun. Baik kesehatan, mengurus administrasi kependudukan, atau musyawarah. Untuk melahirkan pun, para perempuan di sana lebih memilih ke dukun bayi di dusun masing-masing. Daripada harus tol ngantol ke polindes atau puskesmas Kedungdung.

’’Kami sedang mendorong agar warga tidak lagi bersalin di dukun. Sehingga saya sebagai bidan desa memang harus turun ke dusun-dusun kalau ada persalinan,’’ tutur Anis Nurcahya Wijaya, bidan Desa Batuporo Barat. Kata Hasan, Anis yang mungil dan manis itu sangat piawai nge-trail.

Tidak hanya soal persalinan, dalam administrasi kependudukan pun, perangkat desa mesti jemput bola. Hasan bercerita, ia pernah mengundang pegawai Dispendukcapil Kabupaten Sampang untuk turun langsung ke dusun-dusun, mencari warga yang belum punya KTP. 

’’Jadi alat perekaman seperti laptop, pemindai sidik jari, dan lain-lain itu dibawa ke bawah pakai trail,’’ tuturnya. 

Karena layanan untuk warga Batuporo harus dilakukan dengan cara seperti itu, maka itu semua menjadi tugas dua pilar desa yang lain. Yakni Babinsa Desa Batuporo Serda Andre dan Bhabinkamtibmas Bripka Imam Hidayatullah untuk mengawal pelayanan tersebut.

Kategori :