Desa Batuporo Barat, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang: Layani Warga dari Pelosok Gunung Hingga ke Dalam Gua

Rabu 20-09-2023,09:00 WIB
Reporter : Taufiqur Rahman
Editor : Retna Christa

Serda Andre mengaku sudah kenyang jatuh bangun di jalanan Batuporo yang keras. ’’Jalan ini kalau musim hujan berubah jadi sungai. Jadi kita tidak bisa lewat sini,’’ tutur Andre pada tim juri Anugerah Patriot Jawi Wetan yang menjajal jalanan Batuporo Barat. 

Sore itu, Kamis, 14 September 2023 rombongan perangkat desa dan tim juri Anugerah Patriot Jawi Wetan 2023 hendak mengunjungi beberapa lansia yang menjadi sasaran berbagai program layanan desa.

Di tengah kemajuan teknologi dan pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, masih ada orang seperti Fudali, yang tinggal sebatang kara di pedalaman dusun Seloros.

Pria yang usianya lebih dari 70 tahun ini tidak bisa bekerja dan berjalan. Tidak pernah menikah dan tidak punya sanak keluarga. Kalau mau kencing ia merangkak ke kamar mandi. Buang air besar ia lakukan di semak-semak pinggir hutan. 

Sehari-harinya, Hudeli dikirimi makanan bergantian oleh tetangganya. Tetangga sebelah timur memasok sarapan, yang barat makan siang. Yang utara memberikan makan malam, dan seterusnya. 

Ada juga kisah para pembuat tikar di gua-gua batu dusun Seloros. Mereka berangkat pagi membawa irisan daun pandan yang sudah dikeringkan. Kemudian duduk di dalam gua selama berjam-jam mengayam tikar pandan.

Bagaimana mereka bisa mengayam tikar di dalam kegelapan gua?

’’Ndak tahu, Nak. Kan sudah biasa dari dulu,” kata Meiri, salah seorang pembuat tikar yang tengah menganyam bersama setidaknya tujuh pengrajin lain di dalam gua.

Namun, yang luar biasa dari segala keterbatasan itu, para lansia dan pengayam tikar tersebut telah memiliki KTP dan dokumen kependudukan yang lengkap. Jadi bukti pelayanan dari ketiga pilar Desa Batuporo Barat.

Salah satu hasil inovasi Hasan, Serda Andre, dan Bripka Imam Hidayatullah yang patut diapresiasi adalah inisiatif mereka membentuk perpanjangan tangan dari tiga pilar. Yakni tiga pilar di level dusun. Terdiri dari kepala dusun, karang taruna, dan Ketua BPD.

Mereka bertugas memastikan kebutuhan warga di pelosok Batuporo Barat, bisa diketahui dan direspons oleh kantor desa nun jauh di selatan sana. 

Ketiga pilar dusun itu juga yang membantu ketiga pilar desa menjalankan berbagai tugas. Pasukan karang tarunanya gesit, sigap, dan tanpa pamrih. Para pemuda yang semuanya ahli mengendarai motor tersebut kerap mengawal para tenaga kesehatan, bidan desa, dan kader posyandu ke pelosok-pelosok dusun di ceruk pegunungan.

Mereka juga mengawal dan memastikan program-program pemerintah sampai ke para rakyat Batuporo Barat. Mulai dari menyalurkan bantuan Kemensos untuk biaya hidup lansia, menu bergizi untuk balita stunting, sampai menangani laporan orang sakit. Semua dilakukan tanpa pamrih.

’’Kami urunan untuk uang bensin. Kadang dapat juga sedikit dari desa,’’ tutur Khoirul Umam, Ketua Karang Taruna Batuporo Barat.

Jika ada yang sakit, karang taruna berkoordinasi dengan kepala dusun. Kasun yang meneruskan laporan ke Hasan, Babinsa Andre, dan Bhabinkamtibmas Imam Hidayatullah. Untuk kemudian dicarikan solusi transportasi.

Jika medan memungkinkan, disediakan pikap. Jika tidak, diupayakan untuk diangkut dengan motor. Itu pun belum tentu mencapai faskes terdekat tepat waktu. ’’Sudah beberapa kali ada yang melahirkan di atas pikap,’’ kenang Serda Andre.

Kategori :