KTT AIS Forum 2023 Promosikan Monmang, Platform Pelestarian Ekosistem Mangrove lewat Aplikasi Digital

Selasa 10-10-2023,18:31 WIB
Reporter : Salsa Amalika

HARIAN DISWAY - Peneliti Pusat Riset Oseanografi (P2O) BRIN Wayan Eka Dharmawan menjelaskan, MonMang hadir untuk mempromosikan urgensi dari Indeks Kesehatan Mangrove ( Mangrove Health Index /MHI) dalam tata kelola mangrove di tanah air, 9 Oktober 2023.

 

Aplikasi ini merupakan aplikasi pertama dunia yang digunakan untuk memantau mangrove. MonMang sendiri dibuat dengan pendanaan dari Forum Negara-Negara Pulau dan Kepulauan ( Archipelagic and Island States /AIS) yang memiliki partisipan 51 negara dan juga sejumlah institusi dari berbagai negara.

 

BACA JUGA: Fokus Inisiatif Nyata Sektor Maritim, KTT AIS Forum 2023 Gandeng UNDP untuk Pengembangan Program

 

Agar bisa bermanfaat banyak dan mencapai cakupan yang luas, penggunaan MonMang tidak hanya terbatas pada peneliti saja. Namun juga, bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum yang tertarik pada kelestarian hutan mangrove dan sekaligus tertarik pada sains.

Menurut Wayan, MonMang tercipta dilatari oleh kegiatan riset beberapa institusi terkait pengawasan hutan mangrove yang dilakukan secara terpisah dan data dari hasil monitoring disimpan secara terpisah.

Selain itu, salah satu masalah yang terjadi adalah institusi yang berbeda menggunakan metode yang berbeda. Dengan begitu, data yang dihasilkan tidak bisa dikomparasi dengan data yang lain.

Masalah yang terakhir adalah standar berbeda yang digunakan dalam mengawasi hutan mangrove. Dari permasalahan tersebut perlu adanya sebuah platform untuk menyatukan pengawasan mangrove secara terintegrasi.

MonMang pernah diperkenalkan pihak Wayan Eka Dharmawan, pada kegiatan side event AIS Forum 2022 The Blue Innovation Solution Conference di Bali International Convention Center (BICC), kawasan pariwisata terpadu Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali pada 5 Desember 2022.

Aplikasi ini bisa diunduh di telepon seluler (ponsel) pada platform terbuka seperti AppStore dan Playstore karena telah mengadopsi sistem operasi Android dan IOS. Aplikasi tersebut juga diklaim sangat ramah dan mudah digunakan oleh siapa pun.

BACA JUGA: Komitmen Negara Kepulauan, Indonesia Perkenalkan Praktik Blue Economy di KTT AIS Forum 2023

Tetapi, untuk bisa mengoperasikan MonMang, diperlukan pelatihan dan sertifikasi agar bisa menambahkan data pengawasan hutan mangrove ke dalam basis data yang ada.

Ada sejumlah fitur disematkan dan bisa dimanfaatkan oleh pengguna MonMang seperti AMSI untuk proses identifikasi jenis mangrove. 

Caranya, pengguna cukup memfoto bagian mangrove dengan kamera pada fitur AMSI, maka informasi umum terkait jenis mangrove tersebut langsung tampil di layar ponsel.

Fitur AMSI memberi pengalaman baru kepada para penggunanya untuk mengetahui sebaran spasial dan sementara ( temporal ) dari beberapa nilai analisis yang disajikan. Misalnya, MHI, karbon stok, dan indeks vegetasi fungsional. Kemudian, ada juga fitur Learning Centre .

“Ini fitur untuk pemula, komunitas peneliti amatir ( citizen scientist ), jurnalis, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum. Isinya adalah materi edukasi pengenalan hutan mangrove," jelas Wayan Eka.

"Semua informasi itu langsung tersaji di layar ponsel, jadi tidak perlu jadi ahli mangrove hanya untuk mengetahui seluk beluknya,” lanjut Wayan.

Sejak dikembangkan pada 2014 lalu, MonMang yang hadir di tahun 2023 merupakan versi ketiga. Untuk setiap versinya selalu dilakukan pembaruan data dan kemudian pada versi ketiga dibentuk basis data tentang mangrove. MonMang juga sudah diperkenalkan kepada otoritas di pesisir negara Fiji.

Bahkan sudah diujicobakan untuk memantau lahan mangrove di Suva, Fiji. “Pengguna aplikasi MonMang tidak hanya dari Indonesia saja tetapi juga dari negara seperti Jerman, Jepang, Uni Emirat Arab, dan masih banyak lagi,” pungkasnya. (Salsa Amalika)

Kategori :