JAKARTA, HARIAN DISWAY- Deklarasi cawapres pendamping Ganjar Pranowo berlangsung di kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun mengenang tempat bersejarah itu.
Megawati mengenang peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 atau dikenal dengan istilah Kudatuli.
Baginya, tempat itu menjadi saksi kekuasaan otoriter Orde Baru yang ingin meluluhlantakkan kantor PDI. “Saat itu belum pakai kata ‘Perjuangan’,” ujar Mega.
BACA JUGA:Mahfud MD Ungkap Alasan Tak Pernah Kampanye dan Pasang Baliho
BACA JUGA:Pilpres 2019 dan Kemeja Putih: Kenangan Mahfud MD Yang Gagal Jadi Cawapres Jokowi
Menurutnya, peristiwa itu adalah sebuah tonggak penting demokrasi di Indonesia. Menjadi momentum arus bawah bersatu melawan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Mengoreksi total praktek KKN Orde Baru.
Sementara itu, Mahfud MD yang resmi ditunjuk sebagai cawapres Ganjar pun mendapat giliran pidato. Dalam sambutannya, ia mengutip surat Al-Maidah ayat 48.
Ayat itu berisi alasan Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda. Mahfud membacakannya untuk menegaskan keberagaman di Indonesia.
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Oktober 2023-YouTube PDIP-
"Kalau Allah mau, kamu itu hanya satu jenis, tidak berbeda-beda, tetapi justru 'Saya', Tuhan, yang menyebabkan kamu itu berbeda-beda. Agar kamu semua berlomba-lomba untuk berbuat kebajikan," katanya.
BACA JUGA:Usai Deklarasi Ganjar-Mahfud MD, PDIP Jadwalkan Pertemuan dengan Gibran
Menurutnya, perbedaan adalah fitrah manusia sebagai ciptaan Tuhan.
Karena itulah, sebaiknya seluruh pihak tidak menajamkan perbedaan satu sama lain. Masyarakat Indonesia harus bisa menyikapi perbedaan dengan rasa saling menghormati.
Mahfud menegaskan, Ganjar juga berasal dari keluarga muslim yang taat. Serta selalu komitmen menjalankan amanah dari keluarga, partai, dan rakyat.