Sudah barang tentu tidak semua pelaksanaan program MBKM berjalan mulus seperti yang diharapkan. Dalam melakukan konversi nilai, misalnya, masih sering terjadi kampus menghadapi kesulitan untuk melakukan penyetaraan dan konversi nilai terhadap kegiatan mahasiswa di luar kampus yang dinilai terlalu jauh dari core pembelajaran mereka.
Selain itu, tidak semua dunia industri bersedia menampung minat mahasiswa yang ingin belajar di sana. Itu semua adalah tantangan yang harus dihadapi dalam pelaksanaan program MBKM.
Sebagai program yang baru, harus diakui masih ada banyak persoalan yang dihadapi. Perubahan paradigma pendidikan yang semula ketat ke paradigm baru yang longgar dan berorientasi pada pengembangan potensi mahasiswa harus diakui bukan hal yang mudah.
Namun, adanya kesadaran dan kesediaan kita untuk menempatkan mahasiswa sebagai subjek utama pendidikan niscaya akan menjadi modal awal untuk menyukseskan program MBKM. Semoga. (*)
Purnawan Basundoro, dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.-Humas Unair-
Bagong Suyanto, Dekan FISIP Universitas Airlangga -Unaid.ac.id-