KETIKA Timor Leste (Timor Timur) masih menjadi bagian dari negara Indonesia, banyak aktivis HAM internasional (Barat) yang menyebut itu sebagai penjajahan.
Padahal, Indonesia memperlakukan masyarakat Timor Timur dengan baik. Pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat juga dilakukan seperti di provinsi-provinsi lain.
Lantas, bagaimana kita harus menyebut yang dilakukan negeri zionis israel di tanah Palestina selain penjajahan? Mereka datang tak diundang, terus memperluas wilayah pendudukan, dan memperlakukan rakyat Palestina dengan semena-mena dan tidak berperikemanusiaan?
BACA JUGA:Siapa Pengkhianat Bangsa Palestina?
BACA JUGA:Konsistensi Dukungan ke Palestina, Quo Vadis?
Meski Palestina sudah diakui sebagai sebuah negara yang berdaulat oleh 138 dari 193 negara anggota PBB, kondisi objektif ekonomi, sosial, dan politik Palestina adalah sebuah negara yang terjajah.
Bahkan, boleh dikatakan, saat ini Palestina adalah satu-satunya negara di dunia yang masih terjajah dan belum bisa merdeka.
Bagaimana penderitaan bangsa dan rakyat Palestina hingga saat ini bisa dilihat dari situasi ekonomi, sosial, dan politik di tiga wilayah berikut: Tepi Barat (West Bank), Jerusalem Timur (Old Jerusalem/Al-Quds), dan Jalur Gaza (Gaza Strip).
Peta Palestina-istimewa-
Tepi Barat
Wilayah yang sekarang disebut israel yang membentang di pesisir Laut Mediterania, selama lebih empat abad hingga tahun 1948, adalah tanah Palestina. Di tanah Palestina itu, hidup berdampingan secara damai masyarakat Arab Palestina (Islam dan Kristen) dan warga minoritas Yahudi (6 persen).
Setelah Kesultanan Utsmaniyah yang menguasai tanah Palestina runtuh akibat kalah dalam Perang Dunia I, kesultanan Islam terbesar di dunia tersebut harus menyerahkan kedaulatannya di Palestina kepada Inggris.
Tanah Palestina pun berada di bawah Mandat Inggris (British Mandate) hingga 1948.
BACA JUGA:Simpati Dunia Terhadap Palestina Terus Bergelora, Pakar Siber Sebut TikTok Penyebabnya