Palestina, Satu-satunya Negara yang Masih Terjajah

Selasa 07-11-2023,08:52 WIB
Reporter : Tofan Mahdi*
Editor : Yusuf Ridho

BACA JUGA:Pesawat Berisi Bantuan Kemanusiaan Bagi Warga Palestina Diberangkatkan

Menguatnya gerakan zionisme dan Perang Dunia II memicu imigrasi besar-besaran warga Yahudi (khusus dari Eropa) ke Palestina. Proses imigrasi mencapai puncaknya ketika pecah Perang Dunia II dan Nazi Jerman menguasai Eropa. 

Intimidasi kepada masyarakat Yahudi oleh Nazi menjadi legitimiasi baru untuk menjustifikasi perpindahan warga Yahudi ke Palestina.

Seusai Perang Dunia II dan menjelang berakhirnya British Mandate, mengingat makin besarnya populasi Yahudi di Palestina, PBB mengeluarkan rekomendasi (usulan) untuk membagi wilayah Palestina menjadi dua negara (UN Partition Plan): satu wilayah untuk warga Yahudi dan satu untuk bangsa Arab Palestina. 

BACA JUGA:Bonek untuk Palestina, Donasi Terkumpul Rp 3.796.839

BACA JUGA:Bonek untuk Palestina, Donasi Terkumpul Rp 3.796.839

Negara-negara Arab menolak usul tersebut.

Sehari menjelang berakhirnya British Mandate, tahun 1948, negara israel dideklarasikan. Rakyat Palestina yang tinggal di wilayah yang dikuasai israel mulai diusir keluar dari tanah dan rumah mereka. 

Nama kota-kota di wilayah yang diklaim masuk wilayah israel diubah dari bahasa Arab ke bahasa Ibrani. 

Tepi Barat adalah wilayah yang dalam UN Partition Plan ditetapkan sebagai wilayah Palestina. Kota-kota di Tepi Barat, antara lain, Ramallah, Nablus, Hebron, Jericho, Betlehem, dan Jerusalem (Al-Quds). 

Kecuali Al-Quds yang sekarang dikuasai israel sejak 1967 (Six Day War), kota-kota lainnya masih dalam wilayah pemerintah Palestina, tetapi di tengah blokade dan ancaman agresi militer israel hingga hari ini.

BACA JUGA:6 Tuntutan Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina Dalam Aksi Solidaritas di Monas

BACA JUGA:1,4 Juta Orang Penuhi Lapangan Monas dalam Aksi Bela Palestina, Beberapa Menteri Jokowi Turut Hadir

Wilayah Palestina di Tepi Barat seperti wilayah yang terisolasi meski tidak terisolasi total seperti Jalur Gaza. Warga di Tepi Barat memegang identitas sebagai warga negara Palestina. 

Namun, mereka tidak memiliki privilese seperti warga sebuah negara yang merdeka. Mobilitas warga Palestina sangat terbatas, dikepung tembok-tembok israel. 

Yang menyedihkan, warga Tepi Barat dilarang masuk ke wilayah Jerusalem, termasuk untuk beribadah di Masjidilaqsa. Setelah Jerusalem dikuasai israel, Ramallah ditetapkan sebagai ibu kota Palestina.

Kategori :