Konflik antara warga Palestina di Tepi Barat dan tentara israel terus terjadi karena pemerintah israel memperluas permukiman bagi warga Yahudi di Tepi Barat. israel sepertinya ingin menguasai seluruh wilayah Palestina.
TOFAN MAHDI (penulis) seusai nyekar ke makam pendiri Palestinian Liberation Organization (PLO) Yasser Arafat di Ramallah,Tepi Barat, Palestina, 2007. -Tofan Mahdi untuk Harian Disway-
Jerusalem
Mengacu kepada peta dalam UN Partition Plan, Jerusalem dietapkan sebagai wilayah internasional yang diatur PBB. Namun, di Jerusalem berdiri satu di antara tiga tempat ibadah paling suci bagi umat Islam, yaitu Masjid Al-Aqsa (di Jerusalem Timur).
Wilayah Jerusalem Barat yang tidak banyak dihuni warga Palestina dikuasai israel sejak Perang Arab-israel pertama tahun 1949. Dan, wilayah Jerusalem Timur dikuasai Jordania. Namun, kekalahan negara Arab dalam Six Day War tahun 1967 membuat Jerusalem Timur direbut israel.
BACA JUGA:Dukung Palestina, Anwar El Ghazi Dipecat Mainz, Berkah Buat MU dan Chelsea?
BACA JUGA:Profil Anwar El Ghazi, Pesepakbola yang Dipecat Klub FSV Mainz 05 karena Dukung Palestina
Kekalahan dalam Perang Enam Hari tersebut membuat warga Palestina di Jerusalem Timur menjadi stateless hingga saat ini. Tidak menjadi warga negara Palestina, tetapi juga bukan warga negara israel.
Warga Palestina di Jerusalem hanya mendapatkan kartu identitas yang diterbitkan otoritas israel. Dalam tugas jurnalistik ke Jerusalem tahun 2007, penulis menyaksikan bagaimana warga Palestina di Jerusalem sangat terdiskriminasi dan menjadi warga negara kelas dua.
Bahkan, untuk sekadar beribadah ke Masjid Al-Aqsa, warga Palestina harus lolos dari pemeriksaan tentara israel.
BACA JUGA:Prabowo Siap Kirim Kapal Rumah Sakit TNI AL ke Palestina Jika Mesir Mengizinkan
Kehidupan ekonomi warga Yahudi dan Palestina di Jerusalem seperti bumi dan langit. Mayoritas warga Palestina di Jerusalem bekerja sebagai pedagang kaki lima, pekerja kasar, dan sopir taksi.
Yang harus diwaspadai adalah keinginan besar israel untuk menjadikan Jerusalem sebagai ibu kota mereka. Sejumlah kegiatan pemerintahan israel sudah berada di Jerusalem, termasuk kantor Knesset (parlemen israel).
Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga telah memindahkan kantor Kedutaan Besar AS untuk israel dari Tel Aviv ke Jerusalem.