SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sebanyak 60 kampus dari 14 negara Eropa hadir di kota Surabaya. Mereka turut serta dalam European Higher Education Fair (EHEF) yang dilaksanakan di The Square Ballroom ICBC Jalan Basuki Rahmat, Rabu, 8 November 2023.
Pameran yang diselenggarakan oleh European Union ini bertujuan memberikan informasi terkait perkuliahan di daratan Eropa.
Setiap kampus mempromosikan program-program kuliahnya. Lingkungan kampus. Hingga pada program beasiswa yang ditawarkan.
Pada kesempatan itu, para pengunjung yang ingin berkuliah di Eropa bisa mendapatkan informasi tentang kehidupan di setiap negara tujuan. Mulai dari tempat tinggal hingga biaya hidup per bulan.
BACA JUGA:Prabowo Serahkan Beasiswa untuk 22 Mahasiswa Palestina Kuliah di Unhan
BACA JUGA:UI Vocational Expo 2023 Kembali Digelar, Bisa Berburu Lowongan Kerja dan Beasiswa
Destriani Nugroho, Program Manager Bidang Pendidikan Delegation of the European Union to Indonesia mengatakan, minat pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi Strata 1 (S1) maupun S2 hingga program S3 semakin meningkat dari tahun ke tahun.
“Data kami menyebutkan, sebelum pandemi ada 1.000 hingga 2.000 pelajar Indonesia yang berkuliah di Eropa. Tapi setelah pandemi, jumlahnya naik hingga terakhir kemarin di angka 4.000 pelajar,” papar Destriani saat ditemui di sela-sela pameran.
Sebenarnya, kata Destriani, peluang untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Eropa sangat terbuka lebar. Total ada 1.200 an beasiswa tiap tahunnya.
“Yang penting itu harus tekun untuk mencari beasiswa, bahasa inggrisnya harus mumpuni. Juga harus punya alasan kuat, untuk bisa meyakinkan pihak sponsor dalam memberikan beasiswa,” ungkapnya.
Destriani mencontohkan, beberapa waktu lalu ada salah satu mahasiswa dari Papua yang mengambil jurusan pariwisata. Mahasiswa tersebut menuliskan alasannya setelah kuliah ia akan kembali ke daerah asalnya untuk memajukan pariwisata.
“Dia lahir dan besar di Raja Ampat. Saat profesor di Eropa membaca alasannya mengambil kuliah pariwisata, beasiswanya disetujui,” terangnya.
Menurut Destriani, yang membedakan perkuliahan di Eropa dan Indonesia adalah, di Eropa mata kuliah yang dipelajari lebih spesifik dan dilengkapi dengan fasilitas yang canggih.