HARIAN DISWAY – Mengompol atau enuresis merupakan kondisi ketika urine keluar tanpa disadiri. Mengompol merupakan hal yang alami terjadi pada masa tumbuh kembang anak. Kebiasaan mengompol terjadi karena pada usia anak-anak atau balita, mereka belum sepenuhnya mengembangkan refleks kendali kandung kemih.
Kebiasaan mengompol biasanya akan berhenti seiring dengan bertambahnya usia anak, ketika kemampuan mengendalikan refleks kandung kemih mereka meningkat.
BACA JUGA: 4 Cara Mengatasi Anak yang Masih Mengompol
Anak-anak biasanya mulai berhenti mengompol ketika berusia lebih dari 5 tahun. Namun, kondisi tersebut berbeda-beda bagi setiap anak. Ada yang berhenti mengompol lebih cepat dan ada pula yang lebih lambat, melebihi usia 5 tahun.
Mengutip dari Children’s Hospital of Philadelphia, para peneliti memperkirakan bahwa 15-20 persen anak berusia 5-7 tahun pernah mengompol sesekali. Kebiasaan mengompol di atas umur 5 tahun tentu bukanlah hal yang membahayakan. Namun, Bunda harus tahu penyebab dan cara mengatasinya.
BACA JUGA: Anak Usia di Bawah 3 Tahun Rentan Menelan Benda Asing, Cegah dengan 4 Cara Ini
Penyebab Anak Enuresis setelah Umur 5 Tahun
1. Kemampuan Mengendalikan Urine Belum Terlatih
Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengendalikan urine. Pada beberapa anak yang masih mengompol setelah usia 5 tahun bisa terjadi karena otot-otot yang mengendalikan aliran urine belum sepenuhnya berkembang. Bunda harus mengerti dan sabar jika si kecil mengalami hal tersebut.
2. Mengalami Sembelit atau Konstipasi
Sembelit dapat meningkatkan intensitas buang air kecil pada anak. Hal itu terjadi ketika usus besar terlalu penuh atau terhambat oleh tinja yang keras. Akibatnya, ada tekanan yang menjalar ke kandung kemih yang berada di dekatnya. Hal tersebut akan mengganggu kemampuan anak untuk mengendalikan kandung kemihnya.
3. Gangguan Saraf di Sekitar Kandung Kemih
Gangguan saraf yang terjadi di sekitar kandung kemih dapat mengakibatkan anak sulit mengontrol rasa ingin buang air. saraf-saraf yang seharunya mengirim sinyal-sinyal mungkin terganggu sehingga anak tidak mampu menahan rasa ingin buang air kecil atau bahkan mereka tidak merasa kapan harus buang kecil.
Gangguan saraf di daerah kandung kemih itu disebabkan beberapa faktor. Di antaranya, cedera saraf, gangguan saraf sejak lahir, atau penyakit tertentu yang berpengaruh pada sistem saraf.
BACA JUGA: Jual Konten Asusila Anak di Bawah Umur, Pemuda Pasuruan Dibekuk Polda Jatim