BACA JUGA: Pembunuhan Angelina, Mengapa Cinta Terlarang Bisa Terjadi?
Intinya, bersikaplah secara sederhana. Dalam kondisi apa pun, dalam menanggapi kejadian apa pun, selama hidup di dunia. Sebab itu, judul riset itu ditambahi kalimat Kontrol Diri dalam Membangun Harmonisasi Orang Jawa.
Itu filosofi masyarakat Jawa yang luhur. Penuh kebijakan dalam bersikap. Mengutamakan harmonisasi hidup bermasyarakat.
Filosofi itu hidup berakar di masyarakat secara turun-temurun, sejak dulu hingga kini.
Dicontohkan, nasihat orang tua kepada anaknya: ”Le, kowe sesuk ojo ngono kuwi. Nek aneh-aneh, ing tembhe mburi bakal kuciwa. Kowe nek nesu yo ojo ngono.”
BACA JUGA: Rina Dibunuh Tukang Kerupuk
Artinya: ”Nak, kelak jangan seperti itu. Kalau aneh-aneh, kelak akan kecewa. Kamu kalau marah jangan seperti itu.”
Maknanya: Peringatan untuk tidak marah berlebihan karena tindakan yang berlebihan dapat menyebabkan kekecewaan di kemudian hari. Jika seseorang bersikap berlebih, tindakannya cenderung merugikan orang lain dan diri sendiri.
Intinya, orang Jawa harus pandai mengontrol diri.
Dalam ilmu psikologi (Barat) itu mirip strategi psikologi ”coping”.
BACA JUGA: Pelatih Senam Bunuh Suami Suka Utang
Richard Lazarus dan Susan Folkman dalam buku mereka yang berjudul Stress, Appraisal, and Coping (New York, 1984) menyebutkan sebagai berikut.
Coping adalah usaha perubahan kognitif dan perilaku secara konstan, untuk mengelola tuntutan eksternal dan atau internal tertentu, yang dinilai sebagai membebani atau melampaui sumber daya seseorang.
Maknanya, coping manajemen kognitif seseorang dalam mengelola emosi. Orang dengan tingkat coping rendah, jika emosional, bakal marah meledak-ledak. Sebaliknya, orang dengan tingkat coping tinggi bisa bijaksana dalam menanggapi gejolak emosional diri.
BACA JUGA: Bergaji Kecil, Pelayan Warung Bunuh Majikan
Ajaran Jawa dan Barat sama-sama bernilai luhur. Bedanya, Barat disampaikan dalam teori tertulis yang bisa dibaca siapa pun dengan latar budaya apa pun. Sebaliknya, ajaran Jawa disampaikan dalam ucapan lisan dari orang tua kepada anak secara turun-temurun.