HARIAN DISWAY - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut prihatin atas penangkapan Dr. Mohammad Abu Salmiya yang ditawan Israel pada Kamis 23 November 2023.
Dalam sebuah pernyataan resminya, WHO mengatakan bahwa direktur rumah sakit terbesar di Gaza tersebut telah ditangkap bersama dengan lima petugas kesehatan lainnya ketika mereka dalam misi evakuasi pasien bersama PBB dan Palang Merah Palestina.
WHO lebih lanjut menjelaskan bahwa per Jumat 23 November 2023 lalu, dua dari enam tenaga medis yang ditahan tersebut dikabarkan telah bebas.
BACA JUGA:Simak 4 Misi Gerakan Julid Fi Sabilillah Mulai dari Komentar Ditutup hingga Peretasan Akun
BACA JUGA:Gerakan Julid Fi Sabilillah Trending di Twitter, Apa Artinya?
"Dua dari enam petugas kesehatan yang ditahan dilaporkan telah dibebaskan. Kami tidak memiliki informasi mengenai kondisi empat staf kesehatan yang tersisa. Termasuk direktur rumah sakit Al-Shifa," tulis WHO pada Jumat 24 November 2023.
Dalam penangkapan illegal tersebut, WHO mengancam Israel untuk patuh dan tidak mempermainkan hukum yang ada.
"WHO menyerukan agar hak hukum dan hak asasi manusia mereka dipatuhi sepenuhnya selama penahanan mereka," lanjut WHO.
Sebelumnya, Israel melakukan pembelaaan bahwa tindakan penangkapan tenaga medis termasuk Direktur RS Al-Shifa tersebut berkedok interogasi semata. Mereka kekeh percaya bahwa RS Al-Shifa terafiliasi dengan Hamas seiring dengan bualan mereka dalam menemukan terowongan persembunyian Hamas. Hingga saat ini, mereka pun juga tidak dapat memberikan bukti apapun terkait dugaan afiliasi tersebut.
Militer Israel juga menuduh Hamas menggunakan terowongan di bawah RS Al-Shifa sebagai markas komando yang berulang kali dilontarkan sekaligus dibantah oleh Hamas dan staf rumah sakit tersebut.
Dr. Mohammad Abu Salmiya merupakan direktur RS Al-Shifa yang aktif meng-update kondisi terkini rumah sakit tersebut semenjak RS Al-Shifa menjadi sasaran utama serangan udara dan serangan darat Israel pada 7 Oktober 2023.
WHO diketahui telah melaksanakan tiga misi evakuasi ke rumah sakit tersebut dalam waktu seminggu. Dalam misi pertama, WHO melalukan penilaian RS Al-Shifa secara menyeluruh. Kedua, mereka berhasil memindahkan 31 bayi dari rumah sakit.
Selama misi ketiga yang dilakukan dengan Palang Merah Palestina (PRCS) berhasil mengevakuasi 151 orang termasuk pasien, kerabat mereka, dan petugas medis.