Kembali ke rutinitas sehari-hari yang berbeda dan perubahan lingkungan dari tempat liburan dapat menjadi pemicu post-holiday blues. Adaptasi terhadap perubahan ini bisa memerlukan waktu dan usaha.
2. Stres Rutinitas
Menyusun kembali rutinitas yang ketat, beban kerja, dan tuntutan sehari-hari setelah masa liburan dapat menjadi pemicu stres. Perasaan ini dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan kelelahan.
BACA JUGA:7 Tips Hindari Mabuk Perjalanan Saat Liburan Tahun Baru
BACA JUGA:7 Destinasi Wisata Rohani Kristen di Indonesia Rekomendasi Liburan Natal dan Tahun Baru
3. Perasaan Kehilangan
Liburan sering kali diisi dengan momen-momen bahagia, kebersamaan, dan kebebasan. Kembali ke rutinitas normal dapat membuat seseorang merasa kehilangan kenyamanan dan kegembiraan yang ditemui selama liburan. Terlebih kalau selama liburan Anda bertemu kerabat atau teman yang lama tidak dijumpai. Saat liburan usai, harus berpisah lagi. Tentu, perasaan kehilangan makin kuat.
4. Ekspektasi yang Tidak Terpenuhi
Ekspektasi yang tinggi selama liburan dapat menyebabkan kekecewaan ketika kembali ke realitas. Jika pengalaman liburan tidak sesuai dengan harapan, perasaan kecewa dapat muncul.
BACA JUGA:Libur Nataru Bersama Bayi, Ini Tips Agar Mereka Nyaman Selama di Perjalanan
Gejala Post Holiday Blues
SEDIH liburan Usai? Ini arti post-holiday blues beserta gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.-Pexels-
Ada beberapa gejala yang terjadi pada seseorang yang mengalami post-holiday blues. Hati-hati ketika salah satu gejala di bawah ini terjadi juga padamu.
1. Perasaan Sedih dan Tidak Bersemangat
Orang yang mengalami post-holiday blues cenderung merasa sedih, tidak bersemangat, dan kurang berenergi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
2. Gangguan Tidur