JAKARTA, HARIAN DISWAY - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf berdebat dengan Cendekiawan Nahdlatul Ulama Prof Nadirsyah Hosen terkait netralitas PBNU dalam Pilpres 2024.
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan bahwa suatu pertemuan dapat dilakukan untuk membahas Pilpres 2024 asal tidak membawa lembaga Nahdlatul Ulama (NU).
Sebagai contoh ketika pertemuan yang dipimpin oleh KH Hanif Ismail di Semarang terjadi pada Minggu, 21 Januari 2024. Menurut Gus Ipul, pertemuan tersebut tidak membawa atribut NU sehingga tidak ada pelanggaran.
“Kalau saya lihat backdrop tadi, KH Hanif Ismail itu, itu tidak ada logo NU di situ. Tidak ada semacam atribut-atribut NU. Dari sisi ini, tidak ada pelanggaran,” jelas Gus Ipul dalam pernyataannya pada Selasa, 23 Januari 2024.
BACA JUGA:Pengamat Ungkap Media Asing yang Sorot Prabowo Bakal Matikan Demokrasi bila Berkuasa
BACA JUGA:Jokowi: Presiden Boleh Berkampanye dan Memihak di Pilpres, Asal..
Gus Ipul menambahkan bahwa pertemuan yang berlangsung di Semarang pada Minggu, 21 Januari 2024 itu tergantung pada pengatasnamaan yang dipakai. Asal tidak mengatasnamakan NU, itu tidak masalah menurutnya.
“Nah ketika beliau berbicara di situ atas nama apa. Kalau beliau bicara atas nama tokoh, atas nama pribadi, ya tentu tidak ada masalah,” ujar Gus Ipul dalam perdebatan yang terjadi di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia.
Patut diketahui bahwa KH Hanif Ismail merupakan seorang Rais Syuriyah PCNU Kota Semarang. Pertemuan yang dipimpin oleh KH Hanif Ismail itu mengajak warga NU untuk mendukung Capres dan Cawapres 2024 nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
"Melihat perkembangan hasil survei ini, maka 02 memiliki nominasi tinggi. Maka warga NU diminta memilih 02 supaya betul-betul terjadi satu putaran. Tidak dua kali bahkan apalagi chaos nanti," kata KH Hanif Ismail pada Minggu, 21 Januari 2024.
BACA JUGA:Goodbye Jokowi, Mahfud MD Mundur dari Kabinet Indonesia Maju
BACA JUGA:Mahfud MD Sentil Menteri yang Jadi Timses dan Pakai Fasilitas Negara, Siapa Tuh?
KH Hanif Ismail menambahkan bahwa instruksi mendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka itu bukan bertujuan untuk mengamankan paslon tersebut, tetapi mengamankan negara.
Pertemuan yang dipimpin KH Hanif Ismail (tengah) di Semarang pada Minggu, 21 Januari 2024. -Angling Adhitya Purbaya-DetikJateng
"Iya jadi instruksi untuk mengamankan negara dan bangsa. Semata-mata bukan amankan capres, amankan bangsa dan negara supaya Pilpres jangan jadi sarana terpecah belahnya. Satu putaran diharapkan bisa membuat suasana bangsa negara kondusif," ucapnya.