DUA organisasi kemasyarakatan (ormas) terbesar di tanah air, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), selayaknya disebut dua sayap burung garuda. Diibaratkan demikian karena dua ormas keagamaan itu terbukti memiliki kontribusi besar dalam memajukan negeri tercinta.
Jauh sebelum Indonesia merdeka, Muhammadiyah dan NU sudah berkontribusi untuk membangun negeri. Melalui amal usaha yang dimiliki, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan amal sosial lainnya, dua ormas tersebut telah banyak membantu tugas-tugas negara dalam mencerdaskan dan menyejahterakan warga bangsa.
Tatkala Muhammadiyah dan NU melampaui usia satu abad, kontribusinya pada nilai-nilai kemanusiaan universal makin mendunia. Kini dua ormas bersaudara itu juga sudah memiliki cabang organisasi di banyak negara.
BACA JUGA: NU-Muhammadiyah Bersatu…
Muhammadiyah, misalnya, dalam berbagai sumber resmi organisasi dikatakan bahwa persyarikatan yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini sudah memiliki cabang kepemimpinan di 31 negara. Hal itu berarti spirit internasionalisasi yang digelorakan Muhammadiyah telah menunjukkan hasil menggembirakan.
Yang membanggakan, Muhammadiyah telah memperoleh pengakuan sebagai organisasi resmi atau legal di empat negara. Yaitu, Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan Australia. Bahkan, saat ini Muhammadiyah telah memiliki sejumlah amal usaha bidang pendidikan di luar negeri.
Muhammadiyah sukses mendirikan Universiti Muhammadiyah Malaysia (Umam). Umam merupakan cerita sukses karena menjadi kampus pertama di luar negeri yang dimiliki ormas keagamaan. Di Australia juga telah berdiri Muhammadiyah Australia College (MAC) yang mengelola pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar.
BACA JUGA: Pola Relasi Baru NU-Muhammadiyah
Melalui kader-kader yang berdiaspora di sejumlah negara, Muhammadiyah dan NU terus mengepakkan sayap. Dua sayap burung garuda yang direpresentasikan dua ormas itu terbang melintasi batas-batas negara. Hasilnya, cabang kepemimpinan di luar negeri yang dimiliki dua ormas tersebut bertumbuh dan berkembang.
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan Pimpinan Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) yang ada di luar negeri terus berdiri. Sebagai sesama diaspora di luar negeri, aktivis PCIM dan PCINU acap kali menggelar kegiatan bersama. Perbedaan dalam persoalan fikih (furu’iyah) yang sering menjadi sumber perdebatan di antara pengikut dua ormas tersebut tidak berlaku di luar negeri.
BACA JUGA: Post Muhammadiyah Buya Syafii
ZAYED AWARD
Dengan kiprah kemanusiaan yang luar biasa sejak jauh sebelum negeri ini merdeka hingga kini, Muhammadiyah dan NU selayaknya memperoleh apresiasi. Bukan hanya di tingkat nasional, kiprah kemanusiaan dua ormas itu juga menggema di level global.
Dalam beberapa tahun terakhir dua ormas tersebut juga selalu hadir untuk memberikan bantuan kemanusiaan di negara-negara yang rawan bencana. Karena itulah, tidak mengherankan jika kiprah dua ormas tersebut memperoleh pengakuan dunia.
Bukan hanya di negara-negara yang rawan bencana kemanusiaan akibat konflik berkelanjutan, bantuan Muhammadiyah dan NU juga menjangkau negara-negara yang rawan bencana alam.