Warga terlibat langsung (partisipatoris) dalam pengendalian banjir, bukan hanya pemerintah. Dengan hutan dan telaga kota, berarti kampung-kampung di Jakarta memiliki ”gudang air” (water resource) yang dikelola secara gotong royong.
Jakarta dan wilayah penyangga tak boleh jeda berbenah menjaga supremasi ekologisnya. Capres-cawapres terpilih produk coblosan 14 Februari 2024 tentu dapat memberikan energinya mulai sekarang, untuk mengentas hal ini atas nama otoritas publik yang ada di genggamannya. (*)
Suparto Wijoyo, guru besar hukum lingkungan Fakultas Hukum dan pengajar strategic leadership
Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga