Tersangka Pembunuh Dante Bohong bagai Pinokio

Rabu 20-03-2024,18:00 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Lalu, tersangka menciptakan kebohongan lebih baru lagi, yakni ia sedang melakukan sesuatu di sekitar TKP. Bukan membunuh. 

Sampai di sini penyidik akan mengejar, dengan melakukan uji silang atas hal yang dilakukan tersangka (sesuai kreasi bohong terbaru itu) dengan saksi-saksi. Atau, bukti jejak DNA (deoxyribo nucleic acid). Berdasar ilmu forensik, semua keberadaan manusia meninggalkan jejak DNA di lokasi manusia itu berada.

Setelah uji silang dilakukan penyidik dan terbukti bahwa tersangka bohong atau jejak DNA-nya ternyata ada di TKP, tamatlah sudah kebohongan tersangka. Umumnya, tersangka akan mengakui kejahatannya. 

Penyidikan kriminal bagai main catur. Penyidik terus menyerang tersangka dengan aneka strategi berdasar ilmu pengetahuan. Tersangka pembohong bakal terjepit. Pada saatnya ia akan mengakui perbuatannya. 

Ketika tersangka mengaku, berdasar teori psikologi terbaru, tersangka masih memainkan peran yang lebih baru lagi. Ia pun berharap dengan pengakuan itu memang bakal dihukum. Tapi, dihukum ringan karena sudah mengakui perbuatan.

Dalam kasus pembunuhan Dante, polisi sudah membikin tersangka terpojok total. Dan, tersangka tetap dibiarkan menyangkal sangkaan. Polisi berbekal pada bukti hukum yang ilmiah. Bakal membuat penyangkalan tersangka sia-sia. (*)

 

Kategori :