HARIAN DISWAY - 24 Maret diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. Tanggal ini dipilih sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi besar dari Robert Koch, ilmuwan Jerman yang memainkan peran penting dalam penelitian tentang penyakit Tuberkulosis.
Robert Koch adalah orang pertama yang berhasil mengidentifikasi mycobacterium tuberculosis, bakteri yang menyebabkan Tuberkulosis.
Saat ini, 142 tahun setelah kumannya ditemukan, Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan global. Diketahui Indonesia menempati peringkat kedua sebagai penyumbang kasus tuberkulosis terbanyak di dunia.
BACA JUGA:5 Gerakan Yoga Saat Puasa, Menjaga Tubuh Tetap Sehat dan Bugar
Robert Koch, ahli bakteri dari Jerman -wikipedia-
Menurut laporan terbaru WHO tentang TB global pada tahun 2023, Tuberkulosis (TB) menjadi penyebab kematian kedua terbanyak di dunia setelah COVID-19 pada tahun 2022. Lebih dari 10 juta individu di seluruh dunia terinfeksi penyakit TB setiap tahunnya.
Guru Besar Fakultas Kedoktera Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, tiga puluh negara yang memiliki beban TB tinggi (High Burden Countries) menyumbang sebanyak 87% kasus TB di seluruh dunia.
Indonesia berada dalam jajaran negara dengan kasus TB yang tinggi.
Dua per tiga dari jumlah total kasus global terjadi di delapan negara, yaitu India (27%), Indonesia (10%), China (7.1%), Filipina (7,0%), Pakistan (5,7%), Nigeria (4,5%), Bangladesh (3,6%), dan Republik Demokratik Kongo (3,0%).
"Berdasarkan Laporan Global Tuberkulosis WHO 2023, Indonesia memang masih menempati peringkat kedua dalam jumlah kasus tuberkulosis (TB) terbanyak di dunia dengan jumlah beban kasus TB terbanyak di dunia setelah India dan diikuti oleh Cina," kata Tjandra Minggu, 24 Maret 2024.
BACA JUGA:Waspada, Kelebihan Vitamin D dapat Memicu Penyakit
Di Indonesia, diperkirakan terdapat sekitar 1.060.000 kasus TB dan 134.000 kematian yang disebabkan oleh TB setiap tahunnya, setara dengan 17 orang yang meninggal akibat TB setiap jamnya. Hal ini menunjukkan bahwa TB merupakan masalah kesehatan yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, dan membutuhkan upaya untuk penanggulangannya.
Eliminasi TBC-Indonesia menargetkan zero penyakit TBC tahun 2030-San Diego County News Center
Untuk memperingati Hari TB Sedunia 2024, Tjandara mengatakan sangat penting untuk membahas mengenai upaya pembuatan vaksin TB yang baru. Saat ini, dunia tengah berusaha keras untuk mengembangkan vaksin TB yang lebih efektif, mengingat vaksin Bacillus Calmette Guerin (BCG) yang saat ini tersedia hanya memberikan perlindungan terhadap TB berat pada anak-anak.
Setidaknya ada tiga jenis mekanisme pembuatan vaksin TB, yaitu :
- Vaksin dengan Sel Utuh (Whole Cell Vaccines), vaksin ini menggunakan sel utuh dari bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagai dasar vaksin
- Vaksin dengan Protein Ajuvan, vaksin ini berfokus pada protein atau antigen tertentu yang ditemukan pada permukaan Mycobacterium tuberculosis
- Vaksin vektor Subunit Rekombinan, vaksin ini menggunakan virus atau bakteri yang tidak berbahaya (vektor) untuk mengirim materi genetik dari Mycobacterium tuberculosis