Umat menghayati setiap peristiwa Ibadah Jalan Salib itu. Saat proses Penyaliban terlihat seorang prajurit menaiki anak tangga kayu untuk memasang papan bertulisan "INRI" di bagian atas salib.
Setelah papan itu terpasang, prajurit itu meludahi muka Theovanis. Umat yang menyaksikan adegan itu kaget. Seorang ibu tua merespon adegan itu dengan menutup mulut dan menggelengkan kepala.
BACA JUGA: Khidmatnya Kamis Putih di Paroki Hati Kudus Yesus, Mulai Pembasuhan Kaki hingga Upacara Tuguran
Penyiksaan dan penghinaan Yesus pun selesai. Selepas itu dia berkata nyaring "Ya Allah, ampunilah mereka. Sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat," teriak Theovanis. Kalimat yang dikatakan Theovanis itu merujuk pada ayat Injil Lukas 23:34.
Sesudah berkata demikian, dia melanjutkan kalimatnya. "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku," sambungnya. Sesudah itu umat berlutu sejenak dengan menundukkan kepala.
Prosesi penyaliban pun selesai. Para prajurit menurunkan 'jenazah' Yesus dengan kain ungu. Kemudian mereka membawanya dengan tandu berbungkus kain hitam ke dalam gedung gereja.
Itulah akhir dari Tablo Jalan Salib Paroki Santo Mikael, Surabaya. Ibadah itu ditutup dengan doa bersama di depan pintu utama gereja. (Agustinus Fransisco)