PEKAN pertama dan kedua bulan Maret, tepatnya 4–12 Maret 2024, menjadi momen penting bagi tim Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang melakukan visiting academic (kunjungan misi pendidikan) ke Arab Saudi.
Kunjungan akademik ke luar negeri dengan sasaran negara di Timur Tengah itu baru pertama dilakukan. Kunjungan akademik selama ini yang sering bertujuan ke Malaysia, Singapura, Australia, Jepang, dan negara-negara di Eropa.
Sebelum lawatan ke negara yang banyak diminati tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk mengais rezeki itu, tim Unesa telah melakukan komunikasi secara daring.
BACA JUGA: PLN Berikan Pendidikan Gratis Selama Ramadan
Kunjungan ke Arab Saudi ini istimewa karena dipimpin langsung oleh tiga pimpinan organ penting Unesa sebagai perguruan tinggi negeri badan hukum (PTNBH). Yakni, rektor, ketua senat akademik universitas (SAU), dan ketua majelis wali amanah (MWA).
Tiga pimpinan inti tersebut didampingi pimpinan lainnya dari jajaran wakil rektor, dekan, direktur sekolah pascasarjana, direktur lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (LPPM), direktur lembaga penjaminan dan sertifikasi pendidikan (LPSP), direktur labschool, ketua komite audit (KA), dan beberapa anggota MWA Unesa.
Sasaran visiting academic adalah kampus dan sekolah Indonesia yang ada di Arab Saudi meliputi Jeddah, Riyadh, Makkah, dan Madinah. Kunjungan juga dilakukan ke KBRI dan KJRI untuk berdiskusi tentang banyak hal terkait kerja sama di bidang pendidikan dan tindak lanjutnya.
Hasil visiting academic adalah dijalin kesepakatan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM), baik untuk dosen maupun mahasiswa, melalui berbagai program kegiatan seperti pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa, PKM internasional, penguatan kompetensi dan skill guru, magang, serta fasilitasi beasiswa dari Unesa.
Di antara visiting academic ke beberapa sasaran tersebut, ada hal menarik saat kunjungan ke kampus. Yaitu, Universitas Islam Madinah (UIM). Mengapa dikatakan menarik?
Sebab, UIM memberikan inspirasi yang sangat berharga tentang pentingnya fasilitasi pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pemberian beasiswa secara penuh kepada mahasiswa yang diterima di kampus tersebut setelah melalui seleksi ketat.
Input mahasiswa yang diterima adalah pilihan karena melalui proses seleksi yang ketat, setelah diterima, mereka tidak lagi memikirkan biaya kuliah, biaya buku (kitab), biaya hidup, dan lain sebagainya karena semuanya telah ditanggung pihak kampus.
Tugas mereka adalah fokus belajar sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni masing-masing, yang kelak setelah lulus akan dapat memberikan kontribusi dan manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Juga, untuk kesejahteraan yang bersangkutan serta keluarganya dalam melangsungkan kehidupan. Itu adalah investasi jangka panjang pendidikan yang akan dipetik di kemudian hari, penting untuk diadopsi dalam konteks pendidikan di Indonesia.
Visiting academic di UIM dapat menjadi inspirasi pendidikan gratis di Indonesia dengan tetap menjaga kualitas yang baik, bukan pendidikan gratis tetapi kualitas apa adanya.
Di Indonesia umumnya pendidikan yang baik dan berkualitas diperoleh sebagai konsekuensi biaya pendidikan mahal. Sebaliknya, pendidikan yang apa adanya (tidak berkualitas) diperoleh biasanya karena biaya pendidikan murah, apalagi gratis.