INDONESIA Emas 2045 merupakan visi pemerintah yang ingin dicapai setiap kementerian dan lembaga. Sayang, masih banyak di antara mereka yang memiliki konsep berbeda dan belum terintegrasi.
Sebut saja salah satunya Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) yang memiliki visi Indonesia sebagai pusat Peradaban Maritim Dunia pada 2045. Pertanyaannya, bagaimana dan mau dicapai dari mana visi itu?
Pasalnya, tidak ada keberlanjutan pembangunan maritim selama ini. Jadi, rasanya wajar jika muncul berbagai pertanyaan dan kegamangan melihat kenyataan visi pemerintah yang lalu lalu bagaikan hilang bak mimpi di siang bolong.
BACA JUGA: Menuju Indonesia Emas 2045: Kepemimpinan Nasional-Strategis dan Tantangan Bonus Demografi
BACA JUGA: Indonesia Emas Butuh Orang Cerdas
Visi Poros Maritim Dunia yang sempat dalam berbagai kesempatan digaungkan sangat menggelegar, tetapi tidak jelas peta jalan pembangunan negara maritim.
Kalau hanya ingin menyetarakan harga semen sampai dengan Papua, mungkin tidak perlu visi menjadi poros maritim dunia. Bahkan, sampai sekarang kita tidak memiliki doktrin maritim Indonesia, strategi maritim Indonesia, dan strategi militer yang berbasis maritim.
Negeri kepulauan terbesar di dunia ini justru tidak memiliki strategi keamanan maritim Indonesia. Oleh karena itu, karut-marut tata kelola penegakkan hukum di laut masih terus bergulir, bahkan makin hangat bak terpaan ombak dan badai dari lautan.
PROBLEMA
Presiden Joko Widodo pada pelantikan Kabakamla, 12 Maret 2020 (setkab.go.id), pernah menyampaikan bahwa dirinya berharap agar Badan Keamanan Laut (Bakamla) menjadi embrio coast guard-nya Indonesia.
Dengan demikian, lembaga yang lain nanti kembali ke institusi masing-masing dan di laut kewenangan hanya Bakamla.
Tiga tahun berselang dan hampir selesai kepemimpinan sang presiden, adakah yang berubah dengan tata kelola law enforcement di laut Indonesia? Yang ada justru geliat untuk memperkuat ego sektoral masing-masing.
BACA JUGA: Komiten Wujudkan Indonesia Emas 2045, Gibran Bagi-Bagi Susu dan Buku di Pasar Jayapura
Mengembalikan kejayaan maritim bangsa ternyata tidak semudah berkata bahwa kita selama ini memunggungi Samudra. Namun, jauh lebih penting dari itu adalah bagaimana mencetak sumber daya manusia (SDM) yang bernapas lautan dan berciri bahari sebagai cikal bakal kekuatan maritim bangsa.