Teori A.T. Mahan mengatakan bahwa untuk membangun kekuatan maritim, diperlukan enam elemen karakter pendukung.
Yakni, kedudukan geografi, bentuk tanah dan pantai, luas wilayah, jumlah penduduk yang turun ke laut, karakter nasional (penduduk), dan karakter pemerintah, termasuk lembaga-lembaga nasional.
BACA JUGA: Pentingnya Skrining Pada Ibu Hamil Demi Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas 2045
Masalahnya, apakah enam elemen tersebut masih kurang dengan negeri berpenghuni 280 juta orang ini?
Sebuah negeri penggalan surga yang bidang kelautannya masih ditunggangi SDM berwatak kontinental yang kental akan praktik praktik korupsi, memperkaya diri sendiri, keluarga maupun kelompoknya, dan cenderung jauh dari konsep dasar berbangsa dan bernegara, yaitu gotong royong.
Di sisi lain, pelaksanaan pembangunan maritim sebenarnya memerlukan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan.
Dalam upaya mendorong pembangunan berkelanjutan (baca: ekonomi biru), sangat penting untuk memperkuat kapasitas negara dalam pengelolaan, pemanfaatan, dan inovasi sumber daya berbasis laut yang sustainable melalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan transformasi digital seperti yang tercantum dalam national blue agenda actions partnership (NBAAP).
BACA JUGA: Demi Wujudkan Indonesia Emas 2045, Mahfud Ajak Generasi Muda Perangi Korupsi
Untuk meraih Indonesia Emas pada sektor kelautan, kita harus meningkatkan kapasitas, mempromosikan inovasi dan memastikan inklusivitas gender dalam industri berbasis laut.
Fokusnnya pada mata pencaharian, pekerjaan, pendidikan, dan partisipasi yang adil bagi semua pemangku kepentingan demi mempertahankan persyaratan pembangunan ekonomi kelautan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia seutuh dan seadil-adilnya.
Tanpa didukung komitmen yang kuat untuk membangun sektor kelautan, jangan heran jika upaya Indonesia untuk berbicara di level global menjadi kurang nyaring.
BACA JUGA: Bangun Optimisme Jatim Menuju Indonesia Emas 2045
RAPUH SDM
Pembangunan SDM dalam menyongsong 2045 merupakan salah satu hal yang terpenting. Sebab, fondasi menuju ke sana harus dibangun dengan SDM yang berkualitas. Kualitas SDM yang tinggi akan berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan hidup dan pendapatan suatu daerah maupun wilayah.
Mudahnya, ekonomi –termasuk perbaikan transportasi– akan terbangun seiring pembangunan manusianya. Berdasar indeks pembangunan manusia (IPM), bangsa Indonesia saat ini mengalami krisis kualitas SDM. IPM 2023 berada pada angka 73,55.
Data itu menunjukkan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam meningkatkan kualitas SDM.