BACA JUGA:Risma Berpotensi Jegal Khofifah di Pilgub Jatim 2024
Pakar Politik Universitas Airlangga Prof Kacung Marijan juga sepakat, kubu di balik para pasangan Pilgub Jatim berpotensi serupa dengan kubu Pilpres. Namun, Ia memberi catatan bahwa hal itu tidak berlaku untuk figur perorangan.
"Ini bukan hanya sekadar partai tapi figurnya. Misalnya Gus Ipul (Sekjen PBNU Saifullah Yusuf) apakah dia mau (mencalonkan) lagi? kayaknya tidak. Pilpres kemarin mereka (Khofifah dan Gus Ipul) satu gerbong. Dugaan saya Gus Ipul ndak akan maju," terangnya kepada Harian Disway.
Prof Kacung Marijan juga turut mengomentari parpol-parpol lawan yang hingga kini belum mengumumkan jagoannya di Pilgub Jatim.
Menurutnya, PKB, PDIP, dan parpol-parpol lain sedang gamang menentukan langkah. Apalagi, popularitas dan kualitas Khofifah sebagai petahana tidak diragukan.
"Pilgub bukan hanya sekedar bisa dicalonkan apa tidak. Tetapi figur itu bisa mungkin menang atau tidak. Sejauh ini Khofifah yang kuat. Sekadar mencalonkan mungkin bisa. Tapi peluang menangnya ini gimana? Baik PDIP maupun PKB ada kesulitan mencari figur," kata Prof Kacung.
Sementara itu, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Brawijaya Verdy Firmantoro menyebut ada 3 daerah yang Pilkadanya digadang-gadang menjadi miniatur Pilpres. Yakni Pilkada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Ini menjadi investasi 5 tahun kedepan. Memenangkan gubernur di tiga daerah tersebut sama dengan memenangkan Pilpres 2029," ungkapnya kepada Harian Disway.
BACA JUGA:PKB dan PDIP Masih Gamang Pilih Jago Untuk Menantang Khofifah di Pilgub Jatim 2024
Menurut Verdy, Pilgub Jatim 2024 akan jadi ajang pembuktian bagi kubu parpol pengusung Ganjar-Mahfud dan kubu parpol pengusung AMIN. Utamanya dua parpol utama masing-masing kubu, yakni PKB dan PDIP.
Sebagai pemenang Pileg Jatim 2024, PKB saat ini memiliki tiga pilihan. "Maju dengan koalisi, maju sendiri, atau gabung dengan Bu Khofifah. Menurut saya, gabung dengan Bu Khofifah itu peluangnya sangat kecil," ucapnya.
Verdy mengatakan perlu akumulasi dua kekuatan partai politik besar di Jawa Timur untuk menandingi power Khofifah. Bisa jadi itu PKB dan PDIP.
"Artinya, PDIP dan PKB harus berkoalisi jika harus melakukan pertarungan politik dengan Khofifah. Sulit dilawan jika permainannya pecah atau sendiri-sendiri," imbuhnya.
Menurut Verdy, PDIP dan PKB memiliki kekuatan atau modal politik yang saling melengkapi. PDIP dianggap mewakili basis Mataraman dan Arek. Sementara PKB mewakili basis Nahdliyin yang kuat di wilayah Tapal Kuda.
"PR-nya tinggal bagaimana proses negosiasi politik diantara dua parpol tersebut. Siapa yang mau jadi cagub dan cawagub. Jika betul-betul ingin melakukan perlawanan kepada Bu Khofifah," lanjut Verdy. (Novia Herawati)