ADA satu pernyataan dalam roman masyhur Hong Lou Meng (红楼梦) yang sangat disukai Candra Jap, sekjen Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI).
Bunyi cheng yu-nya: "万两黄金容易得,知心一个也难求" (wàn liǎng huáng jīn róng yì dé, zhī xīn yī gè yě nán qiú). Artinya: puluhan ribu tahil emas gampang didapat, tapi sahabat sehati sulit dicari.
Apalagi di zaman sekarang, yang hampir semua hal diukur dengan banyaknya uang. Ketika uang banyak, teman banyak; ketika uang sedikit, teman sedikit --atau bahkan tak ada sama sekali.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Guru Bahasa Mandarin Senior Winarto: Bu Ping Ze Ming
Tak heran bila masyarakat Tiongkok klasik mewejang, "患难见真情" (huàn nàn jiàn zhēn qíng): dalam kesusahan, akan ketahuan siapa sahabat sesungguhnya.
Atau, dengan ungkapan yang lebih halus, "路遥知马力, 日久见人心" (lù yáo zhī mǎ lì, rì jiǔ jiàn rén xīn): jalan yang jauh akan membuat kita tahu kekuatan kuda, waktu yang panjang akan membuat kita tahu hati orang.
Lamanya waktu diperlukan sebab, kata pepatah kuno Tiongkok, "人心叵测" (rén xīn pǒ cè): hati manusia hampir mustahil bisa diterka.
BACA JUGA: Cheng Yu PIlihan Surya Linda: Bing Cong Kou Ru, Huo Cong Kou Chu
Makanya Wan Anshi 王安石, negarawan yang sekaligus sastrawan besar dinasti Song, dalam bait salah satu syairnya menuliskan, "人生乐在相知心" (rén shēng lè zài xiāng zhī xīn): yang membahagiakan dalam kehidupan adalah ketika saling mengetahui isi hati.
Bersahabat dengan hati dan bukan materi itulah yang Candra jadikan prinsip dalam menjalin pertemanan dengan sebanyak mungkin orang.
Ia bercerita, "Dulu di masa sulit, banyak teman sekolah dari kecil yang membantu tanpa pamrih. Kata mereka, yang penting bisa kumpul, bisa makan dan pergi jalan sama-sama. Uang bisa dicari lagi, kebersamaan tidak bisa diulang."
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Pengusaha Transportasi Aguan: Ti Tian Xing Dao
Sampai di sini, agaknya kita perlu merenungkan pertanyaan kitab Zeng Guang Xian Wen (增广贤文) ini, "相识满天下, 知心能几人" (xiàng shí mǎn tiān xià, zhī xīn néng jǐ rén): kenalan di mana-mana, tetapi sahabat sehati ada berapa? (*)