JAKARTA, HARIAN DISWAY - Kasus banyaknya mahasiswa peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang depresi sampai juga ke telinga Presiden.
Hal tersebut disinggung oleh Presiden Jokowi dalam pidato sambutannya pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2024 di Tangerang, 24 April 2024.
Jokowi menilai, akar persoalan berada pada rasio jumlah dokter spesialis di Indonesia hanya mencapai angka 0,47.
“Rasio dokter kita masih 0,47 dengan ranking 147 dunia,” ungkap
Lebih lanjut, Jokowi menegaskan bahwa angka tersebut merupakan salah satu permasalahan yang dimiliki Indonesia dalam bidang kesehatan.
BACA JUGA:Beratnya Beban Kerja PPDS: Jumlah Dokter Tidak Seimbang dengan Membeludaknya Pasien
“Rangking-nya seperti itu, kita harus tau. Ini yang akan kita kejar (perbaiki,Red)," terang orang nomor satu di Indonesia itu.
Ia menyebut pemerintah sedang mempersiapkan pembangunan jangka menengah hingga panjang untuk mengatasi permasalahan di bidang kesehatan.
“Semuanya harus in-line. Semuanya harus satu garis lurus, mana yang akan dikerjakan, kita kerjakan ramai-ramai,” Jokowi dalam pidatonya.
BACA JUGA:Mahasiswa Unair Bagikan Suka Duka Menempuh PPDS: Bekerja 12 Jam Sehari Untuk Keselamatan Pasien
Anda sudah tahu, pada bulan Maret lalu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan skrining kesehatan jiwa mahasiswa PPDS di Indonesia.
Skrining tersebut menghasilkan angka 22,4 persen calon dokter spesialis di Indonesia mengalami gangguan jiwa depresi.
Ilustrasi mahasiswa PPDS saat melakukan pelayanan di rumah sakit.--
Lebih rinci, terdapat 2.716 mahasiswa PPDS mengalami depresi dengan mayoritas merupakan calon dokter spesialis anak.