5 Tokoh yang Memperjuangkan Hak-hak Buruh Indonesia, dari Marsinah hingga Widji Thukul

Rabu 01-05-2024,14:57 WIB
Reporter : Jessica Laurent
Editor : Retna Christa

BACA JUGA:Hari Buruh, Masa Arus Balik Makin Panjang

Kehadiran Thamrin sebagai pemimpin serikat pekerja membawa harapan baru bagi para buruh. Ia berjuang keras untuk meningkatkan kesejahteraan dan hak-hak pekerja, serta memperjuangkan kondisi kerja yang lebih adil dan manusiawi.

Namun, perjalanan panjangnya dalam pergerakan serikat buruh berakhir pada 19 Agustus 2012, di Hari Raya Idulfitri 1433 H. Kepulangannya menjadi duka bagi seluruh komunitas buruh di Indonesia.

Meskipun fisiknya telah tiada, warisan perjuangan dan semangatnya tetap hidup dalam setiap langkah gerak perjuangan pekerja Indonesia. Thamrin Mosii akan selalu dikenang sebagai sosok yang gigih dan berani dalam membela hak-hak pekerja.

BACA JUGA:Fans Liga Inggris? Cocok Nih Nonton 'The English Game' di Hari Buruh

4. Widji Thukul


Ini 5 tokoh nasional yang memperjuangkan hak-hak buruh. -Wahyu Susilo-

Widji Thukul adalah sosok yang menjadi simbol perjuangan bagi para pekerja di Indonesia. Ia lahir pada 26 Agustus 1963 di Surakarta, Jawa Tengah. Ia bukan buruh. Melainkan penyair dan aktivis.

Ia kerap menggunakan puisi-puisi dan syairnya untuk memperjuangkan hak-hak buruh. Sekaligus mengkritik rezim Orde Baru yang otoriter. Tak hanya itu, ia kerap membela hak kaum tertindas dengan terjun langsung ke jalanan. Memimpin demonstrasi.

Pada 1994, terjadi konflik agraria di kawasan Bringin, Ngawi, Jawa Timur. Widji Thukul memimpin massa petani melakukan orasi. Ia ditangkap serta dipukuli militer. Pada 1992 ia ikut demonstrasi memprotes pencemaran lingkungan oleh pabrik tekstil PT Sariwarna Asli Solo.

Selama berjuang Widji sering berpindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran aparat yang ingin membungkam suaranya. Ia mulai berpindah-pindah sejak peristiwa 27 Juli 1996 hingga masa reformasi tahun 1998.

Meskipun dalam kondisi yang sulit, Widji tetap menunjukkan keberaniannya dengan menggunakan seni dan sastra sebagai alat untuk menggalang semangat dalam memperjuangkan hak-hak kaum buruh.

BACA JUGA:Memperingati Hari Puisi Nasional, Inilah 7 Penyair Indonesia dengan Karyanya

Pada 27 Juli 1998, Widji diculik saat usianya baru 34 tahun. Hingga kini, nasibnya masih menjadi misteri. Apakah ia masih hidup atau telah meninggal dunia? Karena tidak ada yang tahu pasti keberadaan dan kondisi Widji.

Namun, warisannya tetap hidup dan membara dalam setiap langkah gerak para pejuang buruh. Widji telah memberikan semangat dan keteguhan dalam memperjuangkan keadilan bagi mereka yang terpinggirkan melalui karya-karyanya. 

BACA JUGA:Badan Khusus akan Dibentuk Anies untuk Pastikan Hak Buruh Terpenuhi

Kategori :