Tantangan Etika dan Identitas dalam Pendidikan

Kamis 02-05-2024,18:26 WIB
Oleh: Menur Kusumaningtyas

BACA JUGA: 6 Film Indonesia Inspiratif yang Cocok Ditonton di Hari Pendidikan, Ada Film Dahlan Iskan!

Selain itu, dalam hal-hal yang seharusnya dianggap penting seperti rapat, sering kali pimpinan tidak hadir dan diwakili stafnya. 

Padahal, kehadiran pimpinan dalam rapat memberikan semangat kepada karyawan. Sebab, mereka merasa didengar, dilindungi, dan diberi solusi langsung atas masalah yang dihadapi. 

Namun, jika pimpinan tidak hadir, staf mungkin cenderung mempermanis hasil rapat atau menyampaikan hanya hal-hal yang baik saja, tanpa memperhatikan aspek yang seharusnya perlu diperbaiki.

BACA JUGA: Kebijakan Pendidikan setelah Pemilu 2024

Ada kesenjangan lain yang terjadi dalam acara sosial atau perayaan di tempat kerja. Misalnya, buka puasa bersama atau halalbihalal. 

Ada perbedaan perlakuan antara acara khusus untuk karyawan dan acara khusus untuk pimpinan. Pada acara khusus untuk karyawan, pimpinan acap kali tidak hadir dan cukup diwakili staf yang itu-itu lagi. 

Jika pun ada, acara permintaan maaf formal sering kali tidak diadakan karena dianggap bahwa mereka sudah bebas dari dosa.

BACA JUGA: Pakar Pendidikan Surabaya Sayangkan Ekskul Pramuka Tak Wajib Bagi Siswa

Hal tersebut mencerminkan perlakuan yang tidak memadai terhadap pendidik, yang sering kali diabaikan atau dianggap kurang penting dalam hierarki organisasi. 

Seperti buruh, mereka mungkin diperlakukan sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan semata-mata untuk mencapai tujuan tertentu, tanpa mendapatkan penghargaan atau perlindungan yang seharusnya mereka terima.

Korelasi itu menyoroti perlunya pengakuan dan penghargaan yang lebih besar terhadap peran pendidik dalam membentuk masa depan generasi muda dan masyarakat secara keseluruhan. 

BACA JUGA: Sosialisasi Ideologi Memerlukan Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila

Perlakuan yang adil dan inklusif terhadap pendidik tidak hanya penting untuk meningkatkan moral dan motivasi mereka, tetapi juga untuk memastikan bahwa sistem pendidikan dapat berfungsi dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak yang terlibat.

Sebuah fenomena menarik dan penting dalam dunia pendidikan ketika menilik bagaimana peran pendidik sering kali disalahgunakan atau diabaikan, baik dalam konteks pemasaran sekolah maupun dalam manajemen internal sekolah itu sendiri.

Pertama, tentang penggunaan figur pendidik sebagai alat pemasaran. Pendidik sering kali diposisikan sebagai wajah sekolah, digunakan dalam promosi dan iklan untuk menarik minat calon siswa dan orang tua. 

Kategori :