Selain itu, perlu pula disadari bahwa tendensi penguasaan ekosistem digital rentan terhadap penguasaan pasar dan penyalahgunaan data yang mengganggu stabilitas sistem keuangan. Risiko penting lainnya adalah potensi hilangnya peran konvensional perbankan dan menguatnya shadow banking yang berujung pada terganggunya efektivitas kebijakan moneter.
Dalam konteks ini, tantangan yang dihadapi Bank Indonesia adalah bagaimana mencari titik keseimbangan yang tepat antara upaya mengoptimalkan peluang yang diusung inovasi digital dengan upaya untuk memitigasi risiko.
Di balik meningkatnya transaksi digital melalui QRIS, tentu risiko-risiko yang timbul perlu direduksi, dan kunci untuk menghadapi risiko yang timbul tak pelak adalah meningkatnya literasi digital masyarakat. Demikian kesimpulan yang bisa dipetik dari diskusi yang berlangsung di kalangan para kolumnis, dosen, dan peneliti lembaga riset di Hotel Stones, Legian, Bali. (*)
bankRahma Sugihartati, guru besar sains informasi, FISIP, Universitas Airlangga