Megawati kecewa terhadap SBY yang dianggapnya berkhianat dan sampai sekarang Megawati belum bisa move on dan tetap tidak bersedia berkomunikasi dengan SBY.
Kekecewaan Megawati terhadap Jokowi dalam Pilpres 2024 jauh lebih besar ketimbang kekecewaan terhadap SBY. Kekecewaan terhadap Jokowi akan berimbas kepada Prabowo yang dianggap sebagai protege Jokowi. Oposisi dari Megawati tentu akan sangat merepotkan bagi Prabowo.
Bagi Luhut, oposisi mungkin termasuk toxic yang harus disingkirkan. Ia sudah terbukti berkuping tipis terhadap kritik sebagaimana yang terjadi dalam kasus Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti. Luhut juga tidak segan-segan ”mengusir” orang-orang yang suka mengkritik pemerintah.
Jusuf Kalla menyindir bahwa Luhut-lah yang sebenarnya toxic karena melanggar Pasal 33 UUD ’45 karena menguasai kekayaan negara tidak untuk kepentingan rakyat.
JK tidak terang-terangan menyebut nama Luhut. Kendati demikian, sangat mungkin JK merujuk pada Luhut ketika berkomentar mengenai manusia toxic.
Masih harus ditunggu, apakah Opung Luhut masih akan dipakai Prabowo dalam kabinetnya.
Atau, jangan-jangan Prabowo akan mendepak Luhut dari kabinetnya karena justru Luhut yang dianggap toxic. (*)