Pembunuhan Antara Benci dan Kepepet

Kamis 16-05-2024,08:26 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Yusuf Ridho

Sampai jelang sore tidak terjadi apa-apa. Sampai AH bangun tidur dan giliran Faisal tidur. Sekitar pukul 15.30 WIB ada pembeli datang, sedangkan AH sedang makan mi ayam. Lalu, AH membangunkan Faisal. Dengan keras. Sebab, Faisal baru saja tidur pulas. 

Faisal mengusap mata, bangun, melayani pembeli rokok. Cuma beberapa menit, pembeli terlayani, lalu pembeli pergi. Saat itulah Faisal merogoh area tumpukan gas elpiji. Tanpa melihat, tangannya menyentuh gagang golok. Digenggamnya erat.

Faisal balik badan, menuju arah AH yang sedang duduk makan mi. Posisi duduk AH mengarah ke depan toko sehingga kini Faisal berhadapan dengan AH. Sebaliknya, pandangan AH mengarah ke mangkuk mi. 

Saat itulah Faisal mengayunkan golok. Bacokan menyamping dari pundak kiri AH ke kanan. Breesss…. 

AH langsung tumbang. Mangkuk mi terpental. Sisa mi berserakan di lantai. Sisa kuah mi bercampur darah membasahi lantai.

Dalam gerak cepat, Faisal mengayunkan golok lagi ke arah tubuh AH. Tiga bacokan lagi. Satu bacokan memutuskan jari tangan kanan AH, dua bacokan berikutnya menghajar leher, nyaris putus. AH kelojotan. Lalu, diam selamanya.

Faisal tercengang melihat pamannya mati. Lantas, dengan panik ia menyeret tubuh korban masuk ke bagian dalam toko. Mayat berdarah-darah itu ditutupi kasur lipat yang biasa mereka tiduri.

Dalam kepanikan, Faisal keluar toko, melongok ke seberang di warung soto Madura. Ternyata, Naedi sedang istirahat kerja. Ia makan roti donat di sebelah warung soto. Faisal menyeberang jalan, mendekati Naedi.

Titus: ”Faisal melapor ke Naedi bahwa AH sudah dibereskan. Lalu, reaksi tersangka NA (Naedi) tersenyum sambil mengacungkan jempol.”

Lantas, Faisal dan Naedi menuju toko kelontong. Faisal melanjutkan membereskan AH, sedangkan Naedi jaga toko, kalau-kalau ada pembeli. Faisal menyeret tubuh AH ke kamar mandi. Membersihkan darah dari tubuh korban sekaligus mencuci golok. Juga, mencuci kasur lipat yang juga berlumuran darah, lalu menjemurnya di halaman sebelah.

Mayat AH sudah dibungkus sarung yang biasa dipakai AH tidur.

Setelah semua beres, Faisal kembali ke bagian depan toko, menemui Naedi. 

Uniknya, Faisal ingat tugas AH bahwa ia harus kulakan beberapa barang yang habis. Di antaranya, rokok, minuman kemasan Good Day, dan mi instan. Lalu, Faisal minta tolong Naedi membelikan barang-barang itu, dengan uang dari laci toko. Lokasi kulakan di toko Agen 21 di wilayah Ciater, Tangerang Selatan.

Naedi berangkat, naik motor milik AH. Ia membeli barang-barang itu plus sebuah karung plastik besar. Naedi balik ke toko kelontong sekitar pukul 18.00 WIB hari itu juga. Lalu, Naedi membantu Faisal mengarungi jasad korban. Jadinya dobel, sudah dibungkus sarung, lalu dibungkus karung.

Mereka berdua diskusi, bagaimana selanjutnya? Ya, harus membuang mayat. Kalau dibiarkan, bisa membusuk dan ketahuan orang.

Sekitar pukul 21.00 WIB hari itu juga, Faisal dibantu Naedi mengangkat jasad dalam karung itu naik ke motor AH. Lalu, Faisal berangkat dengan memboncengkan bungkusan besar tersebut. Ia keliling Pamulang, mencari lokasi pembuangan.

Kategori :