Puluhan ribu jamaah haji Indonesia mendapat jatah makan tiga kali sehari. Di Madinah, makanan itu disuplai oleh 21 katering. Media Center Haji (MCH) berkesempatan melihat langsung poses produksi makanan di beberapa dapur katering.
---
Bayangkan seberapa besar dapur yang digunakan untuk memasak 3.500 porsi. Panci dan wajan yang dipakai memasak juga pasti berukuran jumbo. Termasuk alat pengaduknya. Itulah yang terlihat di dapur-dapur katering yang memasak untuk jamaah haji Indonesia.
MCH sempat melihat proses memasak di katering Nooha, Baharhar, dan Meez Marry. Masing-masing katering mendapat tugas memasak untuk 3.500 hingga 4.500 porsi untuk sekali makan.
Petugas katering Meez Marry menyiapkan makanan untuk jamaah haji Indonesia.--Media Center Haji
Kementerian Agama mengharuskan menu yang dimasak adalah masakan Indonesia. Tujuannya agar sesuai dengan lidah jamaah haji. "Makanya kami datangkan semua bumbu dari Indonesia," ujar Abu Abdurrahman, pemilik katering Nooha. Di setiap perusahaan katering bisa mendatangkan lebih dari 50 ton bumbu.
BACA JUGA:Laporan Haji 20204 (13): Belajar Alam Semesta di As Safiyyah Museum & Park Madinah
Selain itu, Kemenag juga mengharuskan perusahaan katering menyediakan menu khusus untuk jamaah lansia. Untuk yang menu lansia ini nasinya dibuat lebih lembut menyerupai bubur.
Makanan siap dikirim ke hotel-hotel jamaah haji Indonesia.--Media Center Haji
Dapur-dapur katering itu minimal memiliki luas 100 meter persegi. Dalam satu sesi, minimal 30 orang yang bekerja. Mulai dari memasak, mengemas, hingga mengantar ke hotel-hotel jamaah.
"Tukang masaknya juga saya datangkan dari Indonesia," kata Abu Abdurrahman.
Nooha harus membuat 3.500 porsi sekali masak. Untuk menyiapkan 3.500 porsi itu hanya dibutuhkan waktu 180 menit atau 3 jam. Ada petugas yang khusus bertugas memotong sayuran dan daging atau ayam. Ada yang bertugas menyiapkan bumbu. Ada yang khusus memasak. Juga ada yang tugasnya khusus mengemas.
BACA JUGA:Laporan Haji 2024 (11): Hindari Kelebihan Bagasi, Jamaah Haji Bisa Kirim Barang Lewat Cargo
BACA JUGA:Laporan Haji 2024 (10): Mengunjungi The International Museum of The Prophet’s Biography di Madinah