Menko Airlangga Kunjungi Fasilitas Teknologi Nikel CNGR di Tiongkok, Matangkan Rencana Pembangunan Pusat Riset Mineral Langka di UGM

Senin 27-05-2024,18:04 WIB
Reporter : Taufiqur Rahman
Editor : Taufiqur Rahman

Di Indonesia, perusahaan ini telah membantu pemerintah dalam pembangunan dan pengembangan fasilitas industri pengolahan nikel di Morowali, Morowali Utara, Weda Bay, dan Batulicin. 

Saat ini CNGR baru saja memulai mengembangkan fasilitas kawasan terintegrasi di Konawe Utara yang disebut Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara (KITHK) seluas lebih dari 5.000 Ha yang akan dimulai pembangunannya pada Kuartal keempat tahun 2024 ini. KITHK diproyeksikan bisa menyerap 28 ribu tenaga kerja lokal. 

Tidak berhenti di situ, CNGR berencana untuk melakukan investasi sebesar Rp168,2 triliun dalam 20 tahun ke depan, dengan portofolio investasi sebesar Rp32,1 triliun sejak tahun 2021.  

Untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan ketahanan Cadangan mineral Indonesia, CNGR melakukan pengolahan biji nikel dengan inovasi teknologi OESBF (Oxygen Enriched Side Blown Furnace) yang merupakan industri pertama di dunia yang mengimplementasikan pemanfaatan bijih nikel dengan cakupan grade yang lebih luas, efisiensi energi yang meminimalisir emisi karbon, dan produksi limbah yang ramah lingkungan serta dapat dimanfaatkan oleh industri lain. 

Selain itu, sebagai hasil dari sinergi dengan kebijakan hilirisasi mineral di Indonesia, CNGR telah berhasil memproduksi Elektrolitik Nikel (Nickel Cathode) dengan kemurnian 99,99 persen dan per 23 Mei 2024 kemarin telah membawa nikel Indonesia masuk ke dalam rantai pasokan metal di LME (London Metal Exchange).(*)

 

 

Kategori :