HARIAN DISWAY - Yang namanya manusia, memang sulit sekali puas. Seperti didendangkan lagu dangdut lawas, "Kubawakan segelas air, namun kau meminta lautan." Atau seperti dibilang pepatah Tiongkok, "得寸进尺" (dé cùn jìn chǐ): dapat satu senti, mau satu hasta.
Padahal, sejak ribuan tahun lalu, Lao Tzu --yang merupakan pendiri Taoisme-- sudah mengingatkan kita, "Siapa yang terlalu banyak keinginan, akan lebih banyak menghabiskan. Siapa yang terlalu banyak menimbun, akan lebih banyak kehilangan. Siapa yang merasa cukup, akan bisa menghindari kehinaan.
Siapa yang memahami kapan berhenti, akan bisa menghindari bencana" (甚爱必大费,多藏必厚亡;故知足不辱,知止不殆 shèn ài bì dà fèi, duō cáng bì hòu wáng; gù zhī zú bù rǔ, zhī zhǐ bù dài).
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Lead Pastor GBI ROCK Surabaya Daniel Yanuar: Lü Ren Dao Yi
Kira-kira begitulah moto hidup Rita Dewi. "Selalu bersyukur. Apap un yang terjadi, apa pun yang dialami, pada saat kita berucap syukur, kita akan lebih ikhlas menerima dan ini akan menjadi motivasi kita untuk melangkah di kemudian hari," kata founder studio Lychel Yogafitness, Surabaya, tersebut.
Ya, Mencius, filsuf penerus Konfusius, juga memberi tahu kita bahwa, "Tak ada cara yang lebih ampuh untuk menjaga hati selain dengan membatasi keserakahan" (养心莫善于寡欲 yǎng xīn mò shàn yú guǎ yù). Membatasi ambisi yang kelewat berkobar-kobar.
"Bolehlah kita berharap dan bermimpi. Karena dengan berharap dan bermimpi, berarti kita punya semangat untuk berjuang dan ada motivasi untuk tetap hidup. Tapi, pada saat kita berjuang, tidak usah berekspektasi terlalu tinggi. Supaya bila hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, kita tidak kecewa," ujar perempuan yang akrab disapa Tata itu.
Kitab Huainanzi yang dikompilasi Liu An, salah seorang pangeran dinasti Han, pun menyarankan hal serupa: "省事之本,在于节欲" (shěng shì zhī běn, zài yú jié yù). Yang artinya: Kalau tidak mau banyak masalah, batasilah nafsu serakah.
Berarti simpel saja caranya bila kita ingin hidup bahagia. Yaitu, "清心寡欲" (qīng xīn guǎ yù): bersihkan hati dan batasi hawa nafsu. (*)