INDONESIA mengalami peningkatan kasus obesitas yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, prevalensi obesitas di Indonesia meningkat dari 10,5 persen pada 2007 dan menjadi 21,8 persen pada 2018. prevalensi obesitas pada anak-anak usia 5-12 tahun mencapai 18,8%, meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu, obesitas pada remaja usia 13-15 tahun juga meningkat menjadi 16%. Hal ini menimbulkan kekhawatiran yang serius, karena obesitas tidak hanya soal kelebihan berat badan, tetapi juga dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang lebih parah.
Kemenkes mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus obesitas di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah peningkatan asupan energy, perubahan pola makan, dan kurangnya aktivitas fisik.
Pertumbuhan obesitas yang pesat ini dapat berdampak negatif pada produktivitas dan kesehatan masyarakat di masa depan. Anak-anak yang mengalami obesitas cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan berbagai penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung di usia muda. Kondisi ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga membebani sistem kesehatan nasional dan anggaran negara.
BACA JUGA:25 Quotes dari RA Kartini untuk Menginspirasi Generasi Muda
BACA JUGA:UKWMS Tuan Rumah Pertemuan APTIK: Bahas Isu Pendidikan, Hingga Generasi Muda
Dampak Ekonomi dari Obesitas
Peningkatan prevalensi obesitas dapat berujung pada penurunan produktivitas dan kerugian ekonomi bagi negara. Penelitian menunjukkan bahwa biaya perawatan kesehatan langsung akibat obesitas di Indonesia sebesar Rp 452,34 triliun untuk perempuan dan Rp 11,252 triliun untuk laki-laki. Biaya ini meliputi biaya rawat jalan dan rawat inap,
Dalam penelitian lain, kerugian ekonomi total akibat obesitas di Indonesia diperkirakan sebesar Rp 78,478 triliun per tahun, yang setara dengan 0,9% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Selain membuat kerugian dalam bidang ekonomi, anak-anak yang obesitas sering kali mengalami penurunan performa akademik dan fisik, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk bersaing di dunia kerja mendatang.
Menurut sebuah penelitian, obesitas dapat mengurangi produktivitas tenaga kerja hingga 4%. Selain itu, biaya kesehatan yang terkait dengan pengobatan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh obesitas meningkat secara signifikan. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, biaya yang dihabiskan untuk pengobatan penyakit terkait obesitas mencapai miliaran rupiah setiap tahunnya. Ini dapat menguras Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
BACA JUGA:Ini 5 Karakter Tokoh Pemuda dalam Wayang Kulit, Inspirasi untuk Generasi Muda
Program Fat Camp
Di Tiongkok, terdapat program yang telah berjalan untuk membantu anak-anak obesitas memiliki fisik yang gagah dan sehat. Program ini didasarkan pada prinsip bahwa fisik yang sehat dapat meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas.