HARIAN DISWAY - Pemerintah dan otoritas haji Arab Saudi telah memutuskan pemberlakuan skema murur alias lewat saat fase Mabit di Muzdalifah. Skema ini utamanya diperuntukkan bagi jemaah haji risiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, pengguna kursi roda, dan para pendampingnya.
Pergerakan jemaah haji Indonesia dari Arafah pada operasional haji 1445 H/2024 M terbagi dalam dua skema, normal dan murur. Pola normal adalah sistem taraddudi, dimana Jemaah akan diantar dari Arafah menuju Muzdalifah.
Sementara Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda penginapan di Mina.
BACA JUGA:Jelang Puncak Haji, Kemenag Ingatkan Jemaah Untuk Pahami Ihram dan Niat Haji
Jemaah haji Indonesia saat di Arafah menempati 1.269 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Menurut Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag, Subhan Cholid, setiap maktab akan disiapkan 10 bus yang akan membawa jemaah dari Arafah.
“Sebanyak enam bus setiap maktab disiapkan untuk membawa jemaah dari Arafah menuju Muzdalifah secara taraddudi. Sedang empat city bus disiapkan untuk membawa jemaah dari Arafah lalu melintas di Muzdalifah dan langsung ke Mina. Jadi untuk keperluan murur, akan disiapkan empat city bus per Maktab,” jelas Subhan Cholid di Makkah, Sabtu, 8 Juni 2024.
Peta Armuzna, Arafah, Muzdalifah, dan Mina-thewahyproject-
“PPIH Arab Saudi menargetkan ada 55.000 jemaah haji risti, lansia, disabilitas, berkursi roda dan para pendampingnya yang ikut dalam skema murur ini,” sambungnya.
BACA JUGA:Puncak Haji Semakin Dekat, Jemaah Akan Mulai Diberangkatkan ke Arafah Pada 14 Juni 2024
Menurut Subhan, setelah melakukan beberapa kali pertemuan dengan Mashariq dan Naqabah (institusi transportasi Saudi) yang juga dihadiri pihak Kementerian Haji dan Umrah, serta beberapa kali proses simulasi dan ujicoba, disepakati bahwa pergerakan jemaah dari Arafah, baik dalam skema normal atau murur, akan dilakukan secara bersamaan.
Keberangkatan jemaah dari Arafah, baik skema normal maupun murur akan berlangsung sejak 19.00 waktu Arab Saudi. Petugas akan mengatur pergerakan jemaah menuju pintu pemberangkatan jemaah di setiap Maktab.
“Setiap maktab memiliki dua halte keberangkatan. Satu pintu untuk pemberangkatan jemaah dari Arafah dalam skema normal, satu pintu lainnya untuk skema murur. Untuk memudahan jemaah, dua pintu ini akan diberi tanda oleh Masyariq,” tegas Subhan.
"Kita harapkan proses pemberangkatan jemaah dari Arafah dengan skema murur selesai pada 22.00 waktu Arab Saudi," lanjutnya.(*)