Pemain sayap 21 tahun itu adalah putra mantan pemain internasional Portugal Sergio Conceicao. Ia lahir pada Desember 2022, beberapa bulan sebelum sang ayah pensiun dari timnas. Sergio tidak pernah menyangka anaknya akan mengikuti jejaknya jadi pemain sepak bola.
BACA JUGA:Cetak Brace di Laga Portugal vs Irlandia, Cristiano Ronaldo Masih Jadi Ancaman di Euro 2024
"Francisco adalah pemain yang sangat matang. Ia bermain dengan pendekatan yang gamblang. Ia punya kemampuan untuk mengambil bahaya di dalam kotak penalti," Martinez terus memuji.
"Bagi pelatih timnas, memiliki pemain yang semacam Francisco sangatlah penting," tambahnya.
Faktanya, memang Francisco Conceicao menjadi pemecah kebuntuan ketika megabintang utama timnas Portugal, Cristiano Ronaldo, dibungkam. Para pemain Ceko mengawalnya dengan ketat. Pemain Al Nassr itu tidak diberi ruang sama sekali untuk menembak.
Karena itu, yang jadi man of the match dalam pertandingan dini hari tadi adalah Vitinha. Ia lebih luwes mengatur serangan. Dan mencipakan peluang-peluang. Meski tidak membuat gol, kontribusinya dalam kemenangan Portugal sangat besar.
BACA JUGA:Portugal Dihajar Kroasia 1-2 Tanpa Cristiano Ronaldo, Begini Roberto Martinez Berkilah
BACA JUGA:Cristiano Ronaldo Masuk Skuad Portugal untuk Euro 2024, Roberto Martinez: Butuh Sosok di Ruang Ganti
Sementara itu, Roberto Martinez mengaku cukup puas dengan permainan anak buahnya saat mengalahkan Ceko. Meski mereka kesulitan untuk menghancurkan pertahanan anak buah Ivan Hazeg tersebut, penampilan Portugal sudah ideal. Tingal dikembangkan sedikit lagi.
PORTUGAL vs Ceko 2-1: Bukan Cristiano, Francisco Conceiao yang selamatkan Selecao das Quinas.-Patricia de Melo Moreira-AFP
"Kami semua ingin berkembang bersama selama turnamen ini. Kami bermain 90 menit sempurna untuk bisa berkembang di sisa fase grup. Termasuk saat menghadapi Turki," tuturnya.
Mantan pelatih Belgia itu terkesan dengan ketangguhan para pemainnya. Terutama attitude mereka ketika Lukas Provod mencetak gol buat Ceko lebih dulu. Ia lihat, mental pemain Portugal tidak down.
BACA JUGA:Slovenia vs Portugal 2-0: Kalah Meski Ada Cristiano Ronaldo, Ini Alasan Roberto Martinez
"Kami kebobolan, tertinggal satu gol, tapi berhasil memenangkan pertandingan," sambungnya.
"Dalam pertandingan persahabatan melawan Slovenia, kami kalah setelah kebobolan gol pertama. Waktu melawan Kroasia juga begitu. Hari ini kami kebobolan, tapi menang," lanjutnya.
Ia setia pada keputusannya menerjunkan dua pemain supersenior ketika menghadapi Ceko yang hampir semuanya wajah baru. Ia masih memakai Pepe sebagai bek tengah. Ia adalah pemain tertua dalam sejarah Euro pada usia 41 tahun.