Menu nasi mandhi kambing dan ayam di Restoran Al-Sa'ala menjadi pilihan tepat mengisi waktu makan siang di tengah perjalanan wisata sejarah.-Mabruro for Harian Disway-
Tak cuma itu. Gunung dengan ketinggian 700 meter yang terdapat tugu di puncaknya itu juga menyimpan sejarah penting lainnya. Di antaranya, menjadi tempat Nabi Ibrahim yakin atas mimpinya untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail.
Yang pada akhirnya, Allah SWT menurunkan domba sebagai penggantinya. Anda sudah tahu, peristiwa itu pun lantas diperingati sebagai Hari Raya Iduladha.
BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (17): Banyak Kecipratan Berkah, Sai Sampai Diikuti Jamaah Luar Negeri
BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (18): Menginap di Zam-zam Tower, Bisa Lihat Kakbah dari Hotel
Jabal Rahmah juga menjadi tempat Rasulullah menerima wahyu terakhir yang disampaikan melalui Malaikat Jibril. Mengabarkan bahwa Islam adalah berita gembira. Namun, akhirnya umat muslim merasa sedih karena mengerti bahwa waktu Rasulullah di dunia tinggal sedikit.
“Jamaah sangat semangat saat mendaki. Cuma butuh waktu sepuluh menit sudah sampai di puncak. Karena memang sudah ada track-nya,” ucap Misbach. Jamaah juga menyempatkan berfoto ria di puncak. Tentu tugu setinggi 8 meter di puncak itu dijadikan latarnya.
Perjalanan berikutnya menuju Muzdalifah. MIsbach mengajak mereka ke situs Bendungan Zubaidah. Itulah bendungan yang dibangun oleh Ratu zubaidah, istri dari Raja Harun Ar Rasyid.
BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (6): Bisa Umrah Berkali-kali, Cek Kesehatan Rutin Setiap Hari
“Zubaidah mewakafkan berkilo-kilogram emasnya untuk membangun bendungan,” terang lelaki asal Rangkah, Surabaya, itu. Kemudian air dari bendungan dimanfaatkan untuk para jamaah haji hingga saat ini.
Yang tak kalah asyik, para jamaah pun berkesempatan mengunjungi Masjid Masy'arilharam yang juga bersejarah. Yakni tempat mabit Rasulullah dan para sahabat saat di Muzdalifah atas perintah Allah.
Sensasi naik kereta gantung di Al Hada, Kota Thaif, beberapa hari sebelumnya.-Mabruro for Harian Disway-
“Itu ada di Surat Al Baqarah. Maka akhirnya dimonumenkan menjadi masjid. Dan aktif hanya setahun sekali saat pelaksanaan haji,” sambung Misbach. Setelah itu, sebelum kembali masuk Mina, jamaah melihat Jabal Qurban dari kejauhan. Yakni gunung yang diduga menjadi lokasi Nabi Ibrahim menyembelih Nabi Ismail.
BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (2): Naik Bus Eksekutif ke Mekkah, Jalani Umrah Sunnah Pertama
Perjalanan berlanjut ke Jabal Nur yang di dalamnya terdapat Gua Hira’, tempat Rasulullah menerima wahyu pertama. Di zaman Rasulullah, Kakbah bisa dilihat dari puncak gunung yang bentuknya menyerupai punuk unta tersebut.
“Sekarang sudah nggak kelihatan karena sudah banyak gedung tinggi. Jadi kami juga nggak mendaki, apalagi butuh waktu satu jam,” kata Misbach. Tujuan terakhir ke Pasar Kakiyah. Jamaah diberi waktu 1,5 jam untuk belanja oleh-oleh. Mulai dari alat perlengkapan salat, zam-zam, dan pernik-pernik lainnya. Kemudian baru kembali ke hotel dan tiba tepat pukul 13.00 siang. (/bersambung)