Kisah Warga Kampung Bundaran Pelangi Jelang Pembangunan Underpass (1): Sudah Kompak Ingin Pindah Sejak Lama

Rabu 03-07-2024,13:43 WIB
Reporter : Mohamad Nur Khotib
Editor : Mohamad Nur Khotib

Tahun ini, Pemkot Surabaya berencana membangun underpass di Bundaran Pelangi atau biasa disebut Bundaran Dolog. Pembebasan lahan dimulai secara bertahap hingga Agustus nanti. Berikut kisah warga setempat yang sudah 50 tahun hidup terjepit jalan raya.

-----

Ternyata, warga Kampung Bundaran Pelangi sudah 50 tahun hidup terjepit jalan raya. Mereka pun selama ini membetah-betahkan. Sembari menantikan janji pembebasan lahan dari Pemkot Surabaya yang tak kunjung nyata.

Umumnya, rumah-rumah dekat mulut gang di ujung timur dan barat Kampung Bundaran Pelangi berpagar tinggi. Sela antar tiang pagar juga diblock mika. Tertutup. Ini siasat warga menangkal polusi suara dan udara.

Meski tak terlalu ngefek. Debu tetap tak terhindarkan. Menempel di permukaan pagar, kusen-kusen pintu dan jendela, dan tembok.

BACA JUGA:Kampung Bundaran Taman Pelangi, Setengah Abad Terjepit Kebisingan (1): Sejak Lahir Biasa Bising

“Resik-resik tiap pagi. Tapi, ya, begini ini,” kata Nunuk Janardana sambil menunjuk titik-titik rumahnya yang penuh debu pada Kamis, 4 Januari 2024. Perempuan kelahiran 1984 itu menempati rumah urutan kedua di ujung timur. 


Kampung Bundaran Taman Pelangi berada di balik rerimbunan pohon dan di tengah jalan besar.-Sahirol Layeli-Harian Disway-

Tentu saja, kondisi ini menambah beban pekerjaannyi. Nunuk selalu merasa kewalahan setiap pagi. Memasak, menyiapkan anak-anak berangkat sekolah, suami kerja, dan masih harus menyapu debu-debu di sekujur pagar biru itu.

Persis di depan rumah Nunuk ada rumah bertingkat. Bisa dibilang paling besar di antara rumah warga lainnya. Tetapi, rumah berpagar hitam itu terlihat tak terawat.

Debu-debu menempel di mana saja. Terutama di lantai teras. Keset dan sandal juga penuh debu. Rumah ini memang sudah beberapa tahun tak berpenghuni.

BACA JUGA:Pembangunan Underpass Joyoboyo-KBS Molor Setahun

“Jangan salah. Padahal, pemiliknya rutin bersih-bersih setiap Minggu ke sini,” jelas ibu tiga anak itu. Hanya rumah-rumah di bagian tengah yang cukup aman dari serangan debu. Termasuk musala yang terlihat kinclong.

Nunuk masih ingat saat dia duduk di bangku sekolah. Taman Pelangi masih berupa SPBU. Bundaran memang sudah terbentuk. Tetapi, jalanan belum seramai sekarang.

Dia berangkat sekolah naik sepeda dengan santai. Sejak SD hingga SMA. Menyeberang jalan begitu mudah. Ruas jalan sisi barat dan timur bundaran belum selebar sekarang.


Gang masuk perkampungan di kawasan Taman Pelangi.-Moch Sahirol Layeli/Harian Disway-

Keadaan berubah drastis begitu masuk medio 2004. Kendaraan mengepung kampung mereka nyaris setiap waktu. Hanya mulai lengang pukul 9 malam.

Kategori :