Baginya, bayangan bagaimana dokter asing yang akan disebar di Puskesmas terpencil untuk mengisi kekosongan tidak mudah untuk diterapkan di daerah terluar di Indonesia.
BACA JUGA:Perhimpunan Dokter Umum Indonesia Kutuk Pemecatan Dekan FK Unair Prof Budi Santoso
Siapkah dokter asing berhadapan dengan sarana dan prasarana yang ada? Siapkah diperlakukan seperti dokter lokal?
Yoga juga menambahkan tentang kemampuan bahasa Indonesia yang tidak menjadi poin pertimbangan dalam wacana mendatangkan dokter asing.
“Kalau disebutkan ini bagian dari transfer of knowledge maka sejak puluhan tahun lalu, berbagai Fakultas Kedokteran telah bekerja sama dengan universitas luar negeri, dokter luar negeri yang memberi ceramah, kuliah dan pelatihan ke dokter dan mahasiswa kita,” tuturnya.
BACA JUGA:Aksi Bela Prof Bus, Unair Segera Terbitkan Surat Keputusan
Yoga juga menambahkan bahwa dokter dalam negeri pun banyak yang memberikan ceramah, kuliah, dan memberi pelatihan di luar negeri.
Sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Jakarta, Yoga menilai ada kesalahan kebijakan yang dibuat oleh Kemenkes dalam mendatangkan mendatangkan dokter asing spesialis bedah jantung di luar Jawa.
“Kalau disebutkan ada kebutuhan dokter spesialis di luar Jawa misalnya, maka ada berbagai pilihan jalan keluar, baik dengan mendatangkan saja dokter dari daerah lain untuk melakukan pembedahan itu,” jelas Yoga.
BACA JUGA:Guru Besar Unair Minta Jokowi Netral, Singgung 2 Aktivis 98 yang Masih Hilang
Ia pun memberikan saran lain agar Kemenkes memfasilitasi pelatihan kepada dokter setempat dari dokter spesialis dalam negeri hingga pendekatan lain yang lebih masuk akal.(*)