Surabaya, HARIAN DISWAY - Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI) Prof Tjandra Yoga Aditama angkat bicara soal kasus pemecatan Dekan FK Unair Prof Budi Santoso alias Bus.
Pemecatan itu disebut-sebut berkaitan denganpenolakan Bus terhadap rencana Kemenkes menghadirkan dokter asing ke Indonesia.
Sebagai rekan sejawat, Yoga Pratama mengenal Dekan FK Unair Budi Santoso sebagai sosok pribadi yang santun.
BACA JUGA:Dekan FK Unair Yang Lantang Tolak Wacana Kemenkes soal Impor Dokter Asing Dipecat
Kinerjanya sebagai Dekan FK dan ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) dinilai mumpuni dan banyak menyumbangkan prestasi.
Budi Santoso atau yang akrab disapa Prof Bus menjadi sosok dokter yang mampu menyajikan analisis dalam, tajam, dan komprehensif pada tiap masalah di dunia kedokteran Indonesia, demikian kesan Yoga Aditama.
“Ketiga hal ini tentu setidaknya memberi gambaran bahwa pemberhentian tiba-tiba Prof Bus sebagai dekan, benar-benar nampaknya memang tidak patut terjadi,” jelasnya Direktur Pascasarjana Universitas YARSI tersebut.
BACA JUGA:Organisasi Dokter Kecam Pemecatan Dekan FK Unair Budi Santoso
Yoga berharap Prof Bus Dekan FK Unair mendapat perlakuan yang adil.
Mantan Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di akhir 1970 an itu juga menilai kebebasan mimbar akademik bagi insan akademik telah dilanggar atas pencopotan Dekan FK Unair.
Yoga Aditama juga sepakat dan memberi apresiasi Kemendikbud Ristek yang telah mengingatkan Rektor Unair untuk menjunjung tinggi kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik civitas akademika Unair.
“Aspek kebebasan mimbar akademik ini juga menunjukkan bahwa Prof Bus tidak selayaknya diberhentikan berdasarkan apa yang disampaikannya,” ujarnya.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini pun menyoroti perihal kehadiran dokter asing yang menjadi alasan kuat pemberhentian Budi Santoso sebagai dekan oleh Rektor Unair.