Kasus Bocah SD Bunuh Ibu Kandung di Medan: Medsos Viral, Polisi Teguh

Kasus Bocah SD Bunuh Ibu Kandung di Medan: Medsos Viral, Polisi Teguh

ILUSTRASI Kasus Bocah SD Bunuh Ibu Kandung di Medan: Medsos Viral, Polisi Teguh.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Polisi tetap yakin, cewek AI, 12, membunuh ibunyi, Faizah Soraya, 42, dengan 20 tikaman pisau dapur. Meskipun, adik Faizah, Dimas, meragukannya. Sebab, ia mengatakan, Faizah dan suami, Alham Siagian, 45, sudah lima tahun pisah ranjang. Artinya, ia mencurigai Alham. Sebaliknya, polisi tetap di jalur semula.

KASUS pembunuhan model ini belum pernah terjadi di Indonesia. Pada anak kelas VI SD, normal (bukan ODGJ), ramah kepada tetangga walau pendiam, berprestasi di sekolah. Keluarga kelas ekonomi menengah (Alham manajer di perusahaan provider BUMN).

Prestasi dia di sekolah, tetangga menyebutkan, AI juara II lomba tahfidz Al-Qur’an kategori SD, 2021. Dia juara III lomba mewarnai tingkat SD, 2021. Dia ikut lomba hafalan doa dan ayat suci Al-Qur’an dan lomba pianika tingkat nasional, tapi kalah.

BACA JUGA:Ibu Dibunuh Putri Kandung dengan 20 Tusukan di Medan: Pelaku Lihat Kakak Diomeli

BACA JUGA:Motif Cewek Bunuh Ibu Kandung di Medan: Diduga Ibunda Cerewet

Lengkap. Anak itu normal. Tergolong cerdas. Wajar, diragukan bisa sesadis itu.

Kapolrestabes Medan Kombes Jean Calvijn Simanjuntak kepada pers mengatakan, ABH (anak berhadapan dengan hukum) sudah mengakui membunuh ibunyi. Cara-caranya ditunjukkan ke polisi.

Pun, polisi sudah dua kali melakukan pra-rekonstruksi. Pertama, di Polrestabes Medan, dua hari pasca kejadian (Rabu pagi, 10 Desember 2025). Kedua, di TKP pembunuhan, Minggu pagi, 14 Desember 2025. 

BACA JUGA:Info Medsos, Pembunuhan Anak terhadap Ibu di Medan: Ubah Arah Penyidikan?

Pemeran pra-rekonstruksi kedua, lengkap. Yakni, Alham serta dua anak perempuannya, AJ dan pelaku AI. Cuma ada mereka dan korban di rumah tersebut saat kejadian. Mereka memperagakan 43 adegan. Terperinci dan dicatat polisi.

Kombes Jean: ”Pra-rekonstruksi kedua dilaksanakan tim polisi didampingi tim psikolog dan para ahli anak. Dimulai pukul 09.00 WIB, berakhir pukul 15.00. Dan, semua adegan yang dilakukan para pemeran cocok dengan keterangan mereka yang dicatat di BAP (berita acara pemeriksaan).”

Polisi tidak berhenti di situ. Mereka terus mendalami, menyidik perkara itu sampai tuntas. Bisa saja dalam proses selanjutnya ditemukan bukti hukum baru yang bisa mengubah arah penyidikan. Sampai sekarang belum berubah.

Dari situ bisa disimpulkan, secara prosedur pelaksanaan penyidikan perkara hukum, polisi sudah berada di jalur yang benar. Tidak gegabah. Justru pihak yang meragukan proses penyidikan polisi bisa mengganggu jalannya penyidikan perkara hukum.

Polisi tak terpengaruh medsos. Dibiarkan medsos (soal itu) viral, polisi tetap teguh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: