Sepanjang Jalan Glatik, di sisi kiri dan kanan, anak-anak disuguhkan dengan bangunan-bangunan khas arsitektur abad 18.
Jembatan merah menjadi destinasi pamungkas dari walk tour komunitas Roodebrug Soerabaia kemarin. Jembatan menjadi saksi bisu dari pertempuran hebat arek-arek Surabaya.
BACA JUGA:Museum Surabaya Siola Dibuka Kembali pada Akhir Juli 2024
"Dulu, para pejuang ini berlindung di bawah air agar tidak ditembaki musuh," kata Adhy bercerita.
Salah satu orang tua peserta, Evi Anggraini, mengaku senang bisa mendaftarkan anaknya dalam aktivitas positif seperti ini. Menurut dia, mengenalkan sejarah sejak dini itu sangat penting.
Semangat anak-anak saat menyusuri tempat-tempat bersejarah di kawasan Kota Lama Surabaya.-Mabruro for Harian Disway-
"Gak bisa dimungkiri Surabaya ini kota bersejarah. Kita wajib mengenalkan sejarah Kota kelahiran kita sejak dini. Setidaknya agar anak-anak bisa menghargai jasa para pahlawan," ujar ibu dua anak ini.
Senada, Rifkhi Sulaksmono, orang tua peserta peserta lain juga mengungkapkan hal sama. Ketertarikan Rifkhi akan sejarah menurun kepada sang anak.
"Kami memang suka akan sejarah. Sering ikut acara-acara seperti ini. Surabaya Kota Lama ini sangat menarik untuk ditelusuri. Jadi, tidak sekadar tempat wisata untuk berfoto tetapi juga harus dijadikan wajah edukasi," tutup warga Kutisari itu. (/bersambung)