BACA JUGA: Scientific Crime Investigation (CSI) Tersandung Kasus Vina
Dilanjut: ”Setelah itu, terdakwa I. Rivaldi Aditya Wardana alias Andika dan Saudara Andi membawa korban Muhamad Rizky Rudiana dan korban Vina menuju flyover Talun, Desa Kepongpongan, Kabupaten Cirebon.”
Namun, nenek Euis membalikkan fakta perkara tersebut. ”Saya yang memandikan jenazah Vina. Saya sabuni bersih, bolak-balik. Saya yang tahu kondisi jenazah Vina,” kata Euis kepada Dedi Mulyadi.
Berarti, Euis memandikan jenazah Vina pada Minggu, 28 Agustus 2016. Atau beberapa jam setelah Vina dan Eky ditemukan tewas pada Sabtu tengah malam atau Minggu dini hari, 28 Agustus 2016.
BACA JUGA: Kasus Vina Cirebon Mau Dibawa ke Mana?
BACA JUGA: Conflict of Interest di Pembunuhan Vina
Euis ditanya usia oleh Dedi, tapi tak tahu tanggal lahir karena kelahiran dia tak dicatat. ”Pokoknya saya sudah tua,” ujar Euis. Lalu, dia ditanya Dedi soal suami, Dijawab: ”Wis lah… aja takon suami, wis tuwa, wis nenek-nenek (Sudahlah, jangan tanya suami, sudah tua).”
Meski namanyi Euis, nama perempuan Sunda, Euis malah sering berbahasa Jawa Timur. Dia bisa memandikan jenazah di kampungnyi, sekampung dengan rumah Vina di Cirebon, sejak dia masih muda.
Ditanya Dedi, apa hubungan Euis dengan Vina selain tetangga sekampung? Dijawab: ”Saya masih kerabat keluarga Vina. Kerabat jauh.”
Lantas, pembicaraan masuk pada pokok kesaksian terkait kasus Vina.
Euis: ”Saya memandikan jenazah Vina sampai bersih. Pakai sabun, bolak-balik (bagian depan dan belakang tubuh). Sumpah demi Alah, tidak ada luka tusukan, bersih .”
Dilanjut: ”Tapi, kedua kakinya, tulangnya remuk. Tangannya sengkleh (patah). Ada bekas darah di kepala bagian belakang. Ada bekas darah di kemaluan. Juga, kemaluan robek.”
Euis menduga, itu bukan bekas kecelakaan. Sebab, dia pernah memandikan jenazah bekas kecelakaan, yakni ditemukan banyak lecet atau bekas goresan dengan jalan aspal pada tangan dan kaki. Di jenazah Vina tidak ditemukan luka goresan. Mulus.
Dia ditanya Dedi, apakah Vina dibunuh? Euis memang menjawab, yakin itu bekas pembunuhan. Tapi, keterangan Euis bagian yang ini tidak kredibel. Sebab, dia tidak punya kredibilitas untuk menentukan itu.
Euis tahu melalui berita media massa bahwa polisi menyatakan, Vina dan Eky dibunuh dengan tusukan samurai. Vina ditusuk dua kali.
Euis: ”Bohong itu. Kongkon mrene polisine, tak jewer pisan (Suruh ke sini polisinya, saya jewer sekalian), kurang ajar, kok ditusuk-tusuk gimana. Bohong itu.”