Wulan Rudy Prasetiyo tak ingin menyombongkan diri. Dalam menjalani hidupnya, ketua umum BPD HIPMI Jawa Tengah yang sekaligus wakil ketua umum KADIN Bidang BUMN-BUMD ini berpedoman, "Langit adalah sesuatu yang indah, tempat tinggal bintang-bintang. Dan langit tak perlu menjelaskan bahwa dirinya tinggi." Sebab, sebagaimana petuah Tiongkok nyatakan, "酒香不怕巷子深" (jiǔ xiāng bù pà xiàng zi shēn): arak yang wangi tak takut berada di gang yang dalam.
Dalam artian, kalau Anda benar-benar hebat, tanpa dipamerkan pun, orang-orang akan tahu kehebatan Anda. Sebaliknya, kalau cuma flexing sana-sini, tipu-tipu Anda akan ketahuan juga pada akhirnya. "Sepandai-pandainya membungkus," kata pitutur luhur bangsa kita, "yang busuk akan berbau pula."
Makanya, tak ada agama atau kepercayaan apapun yang mengajarkan umatnya untuk congkak. Tengoklah Amsal 16:5, yang dengan tegas menyebut bahwa siapapun yang tinggi hati, adalah kekejian bagi Tuhan dan tak akan bebas dari hukuman. Atau surat Luqman ayat 18, yang melarang kita untuk sombong dan angkuh, sebab Tuhan tidak menyukai orang-orang yang begitu.
Kitab kuno Shangshu (尚书) bahkan lebih keras lagi peringatannya. Dikatakan di sana, "谓人莫己若者亡" (wèi rén mò jǐ ruò zhě wáng): yang menganggap diri paling hebat tak tertandingi, akan binasa.
Kalaupun tidak binasa, paling tidak, "劳谦虚己,则附之者众;骄慢倨傲,则去之者多" (láo qiān xū jǐ, zé fù zhī zhě zhòng; jiāo màn jù ào, zé qù zhī zhě duō): dengan tidak menyombongkan diri, akan banyak orang yang mendekati; dengan menyombongkan diri, akan banyak orang yang menjauhi. Ge Hong 葛洪, filsuf aliran Taoisme yang hidup pada sekitar tahun 300-an Masehi, menulis demikian dalam karyanya yang diberi judul Baopuzi (抱朴子).
Barangkali itulah mengapa, ada wejangan klasik yang mengingatkan, "居高常虑缺,持满每忧盈" (jū gāo cháng lǜ quē, chí mǎn měi yōu yíng): ketika berada di posisi tinggi, sering-seringlah berpikir mengenai kekurangan diri; ketika sedang penuh, sering-seringlah berpikir bagaimana kalau meluap.
Intinya, kitab historis Shiji (史记) yang ditulis selama 18 tahun oleh Sima Qian sejak 109 SM sampai 91 SM mengajak kita untuk "深藏若虚" (shēn cáng ruò xū): menyembunyikan serapat mungkin kehebatan, dan menampakkan diri sebagai orang biasa yang tak memiliki apa-apa. (*)